"Alhamdulillah, Pak Wapres setuju, makanya saya beserta ahli sejarah kembali mengunjungi ke Manado. Karena buyut saya, KH Arsyad Thowil dimakamkan di Manado," ujarnya.
Wali Kota Cilegon Helldy Agustian melanjutkan, pihaknya membawa bukti-bukti termasuk catatan dan data koran dimana buyutnya ada dalam berita.
"Iya, termasuk saya bawa data koran tempo dulu. Dimana buyut saya, KH Arsyad Thowil, masuk dalam koran tersebut," tutur Helldy Agustian.
Sementara itu, sejarawan Profesor Mufti Ali, ketika dikonfirmasi membenarkan dirinya tengah mengadakan penelitian.
"Iya benar, saya tengah mengadakan penelitian dua tokoh Cilegon yang berjuang dalam sejarah Geger Cilegon yakni Ki Wasyid dan KH. Arsyad Thowil," ucap profesor Mufti Ali melalui WhatsApp.
Profesor Mufti Ali melanjutkan, sumber primer yang dilakukan selan kunjungan juga didapat dari koran tahun 1888 dan arsip-arsip di negara Belanda.
"Untuk sumber lisan dari keluarga KH Arsyad Thowil tentang riwayat perjuangan di Manado semasa da pasca penahanan sebagai wakil," kata Profesor Mufti Ali.
"Kemudian tim saya di Manado sejak 10 hari yang lalu. Senin kembali ke Banten. Dan April 1-8 rencana penyisiran kembali arsip-arsip di Belanda. Untuk deadline kami targetkan 30 April," sambung Profesor Mufti Ali.***