Sejarah Hilangnya Kabupaten Caringin Banten Kulon Akibat Dahsyatnya Letusan Gunung Krakatau

- 29 November 2023, 13:43 WIB
Masjid Agung Caringin Masa Kini, Saksi Sejarah Hilangnya Kabupaten Caringin Banten Kulon Akibat Dahsyatnya Letusan Gunung Krakatau
Masjid Agung Caringin Masa Kini, Saksi Sejarah Hilangnya Kabupaten Caringin Banten Kulon Akibat Dahsyatnya Letusan Gunung Krakatau /Google /Kemendikbud

Tahun 1816 pemerintah kolonial telah membagi Kesultanan Banten menjadi kabupaten.

Demikian juga di Banten Lor atau Serang, jabatan Bupati dari zuriat Kesultanan Banten Pangeran Muzakar Ari Santika pada 1816 sampai 1827 dan Banten Kulon yang menjabat Bupati adalah Tubagus Wirajaya alias Regen Boncel.

Kota-kota yang tumbuh pada awal abad ke-19 di Banten adalah kota Kabupaten Kidul, dengan pusat kotanya di Lebak. Kabupaten Banten Tengah pusat kotanya di Pandeglang, Kabupaten Banten Kulon pusat kotanya di Caringin.

Caringin sebagai pusat kota Banten Kulon telahmemiliki suatu perencanaan tata kotanya, pemilihan Caringin sebagai suatu kota Kabupaten berdasarkan beberapa pertimbangan.

Di antaranya lokasi Caringin sumber air tanahnya tidak asin, Caringin diapit oleh dua buah Sungai yaitu sungai Cikande yang berada di Caringin Lor dan Sungai Cisanggoma yang berada di Caringin Kidul.

Di samping itu telah dilakukan tata guna air dengan membuat dam dan kanal untuk mengatur debit air dan fungsi kanal untuk mengairi sawah yang posisinya berada di atas aliran sungai.

Dermaga muara Sungai Cisanggoma merupakan tempat bersandar kapal-kapal besar untuk membawa hasil bumi untuk mensuplai keluar Caringin, antara lain untuk keperluan Batavia.

Dan ternyata Dermaga Caringin merupakan pelabuhan perdagangan internasional, karena berdasarkan hasil penelitian bawah laut yang dilakukan pada tahun 1985 telah ditemukan fragmen keramik dari berbagai negara antara lain China, Thailand, Jepang, Belanda dan lain sebagainya.

Seperti dalam cerita legenda atau cerita-cerita yang digambarkan dalam kitab-kitab suci yang menggambarkan Ul perbuatan manusia yang dalam kehidupannya bergelimang maksiat dan dosa, yang akibatnya alam sebagai tempat berpijak mengamuk.

Amuk alam yang dikaitkan dengan ulah manusia dan menimbulkan suatu kemarahan itu telah terjadi ketika meletusnya Gunung Tambora demikian juga amuk Gunung Krakatau.

Halaman:

Editor: Maksuni Husen

Sumber: YouTube Mang Dhepi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x