Salah satu tokoh yang cukup penting dalam gerakan Muhammadiyah awal di Banten adalah KH Abdul Haq, belum ditemukan tanggal pasti kelahiran tokoh ini.
Namun menurut penuturan menantunya Haji Saman Asra (86 tahun), Abdul Haq dilahirkan di Menes pada tahun 1912 dan meninggal dunia pada tahun 1978.
Ayahnya bernama KH Umar Jaya yang memiliki latar belakang pandangan keagamaan tradisionalis yang masih percaya kepada khufarat dan tahayul.
KH Umar Jaya memiliki modal sosial dan ekonomi yang boleh dikatakan cukup besar, karena selain banyak kerabat yang bertugas sebagai pegawai pemerintah kolonial di Menes, juga memiliki tanah yang luas yang ditanami dengan pohon karet dari getah karet.
Dari hasil kebun inilah KH. Umar Jaya membiayai hidup keluarganya, namun ada keresahan Umar Jaya karena ia belum dikarunia anak laki-laki.
Sementara itu tiga anak pertamanya adalah perempuan.
Hal inilah yang membuat gundah hati KH Umar Jaya kehadiran anak laki-laki.
Dan harapannya agar anak laki-laki tersebut dapat melanjutkan cita-cita hidupnya.
Oleh karena itu, ia bernazar kepada Allah bahwa jika memiliki anak laki-laki ia akan menyekolahkan anaknya ke madrasah.
Sedangkan ketiga anak perempuan pertama tidak ada yang belajar di sekolah Belanda, sehingga nazar yang diucapkan KH Umar Jaya.