Dan ini tidak mudah terutama bagi mereka yang bukan berlatar belakang kader. Atau meskipun kader partai tetapi tidak bisa menembus, masuk, dan duduk dalam struktur kepengurusan partai. Hanya calon yang berada dalam struktur partai yang bisa dengan leluasa menggerakkan seluruh sumber daya yang dimiliki partai sampai jenjang terendah. Atau calon yang terampil membangun jejaring dengan aktor-aktor kunci dalam parpol yang bisa memobilisasi seluruh infrastruktur partai yang berfungsi sebagai mesin pemenangan.
Baca Juga : Saatnya Kampanye Virtual
Tentu saja angka keterpilihan kaum hawa pada pilkada di tengah pandemi Covid-19 diharapkan bisa terus bertambah. Merujuk pada data pilkada 2018, dari 1.136 peserta atau 568 pasangan calon, 101 (8.89%) diantaranya adalah calon perempuan. Dari jumlah itu, 31 orang (9,06%) diantaranya terpilih menjadi kepala daerah dan wakil kepala daerah. Angka ini naik sedikit dari pilkada 2017. Pada saat itu, jumlah kandidat 620 atau 310 pasang. Mereka berlaga di 101 daerah. Sebanyak 45 orang diantaranya merupakan calon perempuan. Dan yang terpilih hanya 15 orang.
Hajatan demokrasi lima tahunan yang digelar saat pandemi ini, tentu menjadi tantangan tambahan bagi setiap calon, tidak terkecuali calon perempuan. Ruang gerak untuk melakukan manuver politik terasa sempit. Sementara dinamika politik di lapangan tidak sesederhana yang dipikirkan. Gejala pragmatisme ditambah budaya politik masyarakat yang masih sangat patriarki, masih bercokol. Lolos dari proses kandidasi adalah kemenangan satu tahap. Tetapi untuk memenangkan kontestasi adalah tahap berikutnya yang tidak kalah sulit.
Di banyak daerah kandidat kepala daerah perempuan harus berhadapan dengan akumulasi dari pragmatisme, budaya politik patriarkat, dan pemahaman agama yang masih bias jender. Sekat-sekat sosial budaya di masyarakat masih sangat tebal dan sulit ditembus. Narasi tentang pentingnya keterwakilan kaum perempuan dalam jabatan publik, menjadi sangat sulit dibangun. Dengan lapisan tantangan ini, maka kaum hawa tampil di panggung pilkada, berjuang untuk menjadi juara. (Masudi SR, Anggota KPU Provinsi Banten 2018-2023).***