Target Produksi Jagung Terancam tak Tercapai

- 16 Desember 2018, 09:30 WIB
jagung
jagung

Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Serang hingga kini sudah menanam jagung sekitar 90 persen dari total 3.200 hektare yang ditargetkan Kementerian Pertanian RI. Namun demikian, untuk mencapai target tersebut, kini petani terkendala dengan masih berlangsungnya musim kemarau di akhir tahun. Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura pada Dinas Pertanian Kabupaten Serang, Zaldi Dhuhana mengatakan, untuk target dari Kementrian Pertanian, jagung di angka 3.200 hektare. Namun, sampai saat ini baru dicapai 90 persen. "Jadi, sisanya nunggu hujan akhir tahun. Tapi, sekarang masih kemarau di beberapa lokasi. Kami tinjau ke Anyer dan Jawilan kekeringan, jadi daun jagung melintir. Padahal, tahun sebelumnya biasanya sudah hujan di bulan ini," katanya kepada Kabar Banten saat ditemui di Pendopo Bupati Serang, Jumat (14/12/2018). Ia menjelaskan, untuk mencapai target tanam tersebut, memang dilakukan secara bertahap sejak Juni hingga sekarang. Ia berharap, target tanam bisa tercapai. "Mudah-mudahan bisa tercapai kalau beberapa lokasi sudah hujan merata. Ada lima kecamatan utama yang jadi basis jagung, yakni Anyer, Jawilan, Petir, Pamarayan, dan Gunungsari,'' ujarnya. Karena, masih adanya yang belum tanam, maka produktivitas jagung tahun ini juga belum tercapai seluruhnya. Sampai saat ini, lahan panen jagung baru mencapai 2.000 hektare sejak Oktober hingga sekarang. "Tapi, produktivitas kami naik, dari 3,5 ton per hektare sekarang 5 ton per hektare," ucapnya. Disinggung tentang kebutuhan pabrik pakan, dia menuturkan, saat ini produksi jagung masih jauh dari kebutuhan. Sebab, kebutuhan pabrik pakan dalam setahun mencapai satu juta ton. "Sedangkan kami masih di angka 10.000 ton per tahun jadi masih jauh," tuturnya. Ke depan, kata dia, semua pabrik pakan diharapkan bisa menampung jagung produksi petani. Bahkan, saat ini dewan jagung nasional juga sudah bertemu Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah untuk membentuk kemitraan. "Jadi, petani bisa di-support dari benih dan pupuknya serta kerja sama dengan pabrik pakan," ujarnya. Untuk meningkatkan areal tanam, pihaknya terus mengedukasi petani, agar mau menanam jagung. Terlebih, saat ini harga jagung sedang melambung tinggi di angka Rp 5.400-Rp 6.000 per kilogram (kg). Padahal, biasanya hanya diangka Rp 3.500 per kg. "Bahkan, Mendag sekarang mengusulkan untuk impor jagung," ucapnya. Ia mengatakan, untuk masalah penjualan jagung memang sampai sekarang tidak ada masalah, justru para kelompok tani harus meningkatkan kualitas panennya. "Karena kebanyakan petani habis panen masukkan jagung ke karung, sehingga jadi banyak jamur. Harusnya dijemur. Tapi, secara kualitas mereka (pabrik) suka jagung lokal," tuturnya. (Dindin Hasanudin)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x