KABAR BANTEN - Pertengkaran dalam rumah tangga umumnya adalah hal yang wajar, yang tidak boleh dilakukan adalah ketika orang tua bertengkar di depan anak.
Banyak faktor yang memicu orang tua bertengkar di depan anak, biasanya terjadi karena selisih paham dan kondisi ekonomi keluarga.
Namun orang tua bertengkar di depan anak bisa membuat suasana rumah menjadi mencekam, apalagi ketika anak melihat pertengkaran tersebut.
Baca Juga: Hukum Membeli Motor Bodong Sementara tak Mengetahui Asal Usulnya, Kata Buya Yahya, Perhatikan Ini
Sebagai orang tua, mereka wajib menjadi contoh baik bagi anak-anak mereka, bukannya mengajarkan hal buruk kepada anak dengan Bertengkar di hadapannya.
Lalu, apa sebenarnya yang seharusnya dilakukan oleh seorang anak ketika melihat orang tua bertengkar?
Dilansir kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari channel YouTube Al-Bahjah TV, Buya Yahya mengatakan bahwa sebagai orang tua, semakin bertambahnya umur harus terus belajar.
Orang tua yang baik dan benar tentunya harus memberi suri tauladan kepada anak mereka, namun suri tauladan apa yang didapat dari orang tua yang sering bertengkar.
Baca Juga: Bersedekah Tapi Masih Memiliki Hutang, Bolehkah? Buya Yahya: Pahami Ilmunya
Menurut Buya Yahya, Orang Tua yang Bertengkar di depan Anak menandakan bahwa mereka keras hati dan keras kepala. Pertengkaran tersebut tentu akan menjadi contoh bagi anak-anak mereka.
"Keras hati anda, keras kepala anda. anda akan mengajari anak anda untuk seperti anda," kata Buya Yahya.
"Kalau Anda sering marah kepada istri, atau istri marah pada suami di depan anak sebenarnya anda mengajari kurang ajar," tambahnya.
Baca Juga: Keinginan Dikabulkan, Apakah Harus Puasa Hajat?, Buya Yahya: tak Ada Puasa Hajat yang Ada Tawasul
Bertengkar dapat mengakibatkan anak tidak lagi menghargai kedua Orang Tuanya. Pertengkaran tersebut telah mengajarkan anak Anda untuk durhaka.
Buya Yahya mengatakan untuk Bertengkar di dalam kamar saja. Di luar kamar seolah tidak terjadi apa-apa. Bukannya memberi tontonan Pertengkaran kepada anak.
"Di saat harus ngediami, tidak ngomong itu, di dalam kamar saja. Di luar seolah-olah nggak ada apa-apa hanya di kamar saja. Jangan sampai anak tuh tahu maksudnya kalau orang tuanya bermasalah," kata Buya Yahya.
Baca Juga: Selain Istikharah, Begini Cara Mantapkan Hati Dalam Memilih Pasangan, Kata Buya Yahya: Lihat Dahulu
Orang tua yang tidak dapat menahan emosinya dan bertengkar di depan anak berarti mereka memiliki masalah mental.
Pertengkaran yang terjadi di antara Orang tua itu juga dapat merusak kesehatan mental dan emosi anak, tak jarang pula banyak anak yang depresi akibat pertengkaran tersebut.
Sebagai seorang anak yang sering melihat orang tua bertengkar, maka wajib bagi kita untuk melerainya.
Buya Yahya melanjutkan bahkan dalam Al- Quran sendiri Nabi mendidik di saat ada sepasang suami dan istri Bertengkar, maka nasehatilah mereka.
Namun kita harus juga merenungi diri, jangan sampai pada kekesalan yang berlebih hingga memiliki masalah mental atau depresi, dan sebagainya.
"Maka anda harus waspada sebagai seorang anak. Jadi penengah yang baik, anda punya pahala besar untuk mempertemukan kedua Orang Tua," jelas Buya Yahya.
Anak yang sadar kalau Orang Tuanya sering bertengkar harus terus menanamkan kesabaran dalam diri. Buya Yahya menyebutnya sebagai tameng ilmu kebal.
Tugas terpenting bagi seorang anak adalah mendamaikan kembali kedua Orang Tua kita. Karena perceraian bukanlah sebuah solusi.
"Kalau tidak damai saya berdamaikan lagi, kalau tidak damai saya damaikan lagi. Sampai kapan, Sampai saya mati atau beliau wafat," kata Buya Yahya.
Baca Juga: Orangtua Tak Ada, Saudara Cekcok? Jawaban Buya Yahya, Lakukan Dua Hal Ini, Harus Punya Ilmu Kenal
Menurutnya, tidak ada batas untuk mendamaikan kedua orang tua, dan itu adalah pahala besar.
Anak tidak boleh memberi solusi perceraian kepada Orang tua mereka yang sering Bertengkar.
Sebab perceraian bukanlah jaminan itu hal yang baik, tetapi diupayakan dulu untuk damai.
Lalu, bagaimana cara mendamaikan kedua Orang Tua yang bertengkar, Buya Yahya menyarankan untuk memisahkan terlebih dahulu pasangan suami istri tersebut. Karena jika masih berdekatan, emosi masih akan terus terpancing.
Kemudian kita ajak kedua Orang Tua kita untuk bicara pada kita untuk menemuka solusi mengatasi pertengkaran tersebut.
"Dipisah dulu, jangan bercerai dulu biar belajar. Kalau ternyata dipisah masih belum bisa, biarkan sampai dia sadar. Tapi kalau langsung suruh bercerai, anda akan menyesal nanti. Kalau cerai itu pisah, kalau begini, kalau
dipisah begini, pisah tempat, pisah hidup, bisa kembali," kata Buya Yahya menjelaskan.
Baca Juga: Mandi Junub Tanpa Sebab yang Jelas Bolehkah? Jawaban Buya Yahya: Harus Sadar Penyakit
Barangkali dengan begitu, mental suami istri yang sakit tadi akan perlahan hilang dan bisa bertemu dalam Kerinduan.
Buya Yahya mengibaratkan perceraian seperti amputasi yang merupakan pilihan terakhir dalam operasi.
Semoga Allah SWT memberikan kemudahan kepada kita dalam melakukan kebaikan mulia di dunia dan di akhirat.
Itulah pendapat Buya Yahya yang harus dilakukan anak yangs sering melihat Orang Tua Bertengkar.***