Kemudian beliau pulang kepada Khadijah, dan dibawanya pula perbekalan untuk keperluan itu, sehingga datang kepada beliau Al-Haqq (kebenaran, wahyu) pada waktu beliau berada di Gua Hira.
Baca Juga: Berantas Buta Huruf Hijaiyah, Rutan Serang Gelar Pesantren Ramadan untuk Warga Binaan Pemasyarakatan
Maka datanglah kepada beliau malaikat dan berkata, "Bacalah!" Jawab beliau, "Aku tidak bisa membaca." Nabi bercerita, "Lalu malaikat itu menarikku dan memelukku erat-erat hingga aku kepayahan".
Kemudian ia melepaskanku dan berkata lagi, "Bacalah!" dan aku menjawab, "Aku tidak bisa membaca." Aku lalu ditarik dan dipeluknya kembali kuat-kuat hingga habislah tenagaku. Seraya melepaskanku, ia berkata lagi, "Bacalah!" Aku kembali menjawab, "Aku tidak bisa membaca".
Kemudian untuk ketiga kalinya ia menarik dan memelukku sekuat-kuatnya, lalu seraya melepaskanku ia berkata, (1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan; (2) Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah; (3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah; (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam (pena); (5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. al-Alaq, 96:1-5).
Baca Juga: Dosakah Menggunakan Harta dari Hasil Temuan? Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat
Kemudian Nabi pulang ke rumah istrinya, Khadijah binti Khuwailid dengan hati gemetar ketakutan. Beliau memohon kepadanya, "Selimutilah aku!" Mereka menyelimuti beliau hingga hilanglah ketakutannya.
Sejarah turunnya wahyu Alquran itulah yang melandasi umat Islam ingin melihat Gua Hira. Mereka ingin melihat bagaimana rupa dan kondisi Gua Hira dan merasakan pendakian yang begitu berat dialami Nabi Muhammad SAW.
Banyak umat Islam yang berlinang air mata menapaki Gunung Jabal Nur. Sesekali mereka menengadahkan tangan berdoa kepada Allah SWT.***