Menyambut Datangnya Lailatul Qadar, Quraish Shihab: Persiapkan Hati dengan Damai

- 4 Mei 2021, 06:31 WIB
Quraish Shihab dan Gus Baha saat mengisi acara Shihab & Shihab dengan tema Lailatul Qadar
Quraish Shihab dan Gus Baha saat mengisi acara Shihab & Shihab dengan tema Lailatul Qadar /Tangkapan layar YouTube Narasi TV


KABAR BANTEN - Islam menganjurkan pada sepuluh hari menjelang berakhirnya bulan Ramadan, umat Islam yang menjalankan ibadah puasa untuk menyambut datangnya malam istimewa yang dinamakan lailatul qadar.

Bagaimana persiapan umat Islam menyambut lailatul qadar? Pendiri Pusat Studi Al Quran M Quraish Shihab menjelaskan lailatul qadar adalah tamu agung.

Oleh karena itu, hanya kepada seseorang yang sudah siap, lailatul qadar akan berkunjung.

Baca Juga: Lailatul Qadar Menurut Pandangan Ulama, Perkiraan Waktu, Tanda-tanda dan Tuntunannya

" Selama ini persiapnnya saat tanggal 27 Ramadan saja, padahal semestinya disiapkan sebelumnya. Rajab adalah masa menanam, Sya'ban masa menyiram dan Ramadan masa memanen," kata Quraish Shihab dalam acara "Shihab & Shihab" dengan tema "Bersama Gu Baha, Mencari Lailatul Qadar" dengan tamu KH Bahauddin Nur Salim atau Gus Baha yang ditayangkan di channel Youtube Narasi TV, Senin 3 Mei 2021.

Menurut pakar tafsir Al Quran ini, hal yang penting dalam menyambut datangnya lailatul qadar yakni mempersiapkan hati dengan damai.

"Persiapkan hati. Damai dengan diri Anda, damai dengan orang lain. Lailatul qadar tidak datang kepada orang yang hatinya tidak damai," kata penulis buku "Membumikan Al Quran" ini.

Baca Juga: Mengenal Gua Hira, Tempat Nabi Muhammad SAW Menerima Wahyu Pertama Alquran di Bulan Ramadan

Quraish Shihab juga menekankan kepada umat Islam jangan berkecil hati jika tidak mendapatkan lailatul qadar karena banyak anugerah Allah SWT yang lain.

"Anugerah Allah SWT bukan hanya lailatul qadar. Ada yang merasakan hembusan angin, anugerah tanpa diminta dan anugerah yang sesuai dengan permintaan," katanya.

Quraish juga mengatakan amalan dalam menyambut lailatul qadar tidak terbatas hanya memperbanysk salat, baca Al Quran, dzikir, tetapi juga dengan amal salih, berbuat baik kepada sesama manusia.

Baca Juga: Hidupkan Malam, Raih Lailatul Qadar di Bulan Ramadan

Gus Baha mengatakan tradisi di pesantren, kiai mengajarkan menyambut lailatul qadar sejak tanggal 17 Ramadan dan tanggal ganjil di sepuluh hari terakhir.

"Tetapi kebaikan tidak boleh terbatas pada hari-hari itu saja. Di hari yang lai juga, karena ibadah tidak ada ruginya," katanya.

Baca Juga: Tradisi Ramadan, Qunutan yang tak Pernah Lekang Oleh Waktu

Gus Baha mengatakan selama Ramadan selain menerapkan fiqhnya juga menggunakan ilmu tasawuf.

"Selama puasa Ramadan jangan berbuat dosa, jauhi ghibah dan penyakit hati lainnya," kata ulama tafsir Alquran ini.***

Editor: Maksuni Husen

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x