KLHK: PLTU Jawa 9-10 Bisa Jadi Percontohan Pembangkit Ramah Lingkungan

- 8 April 2021, 15:06 WIB
Wakil Menteri KLHK Dr. Alue Dohong bersama Ketua Panitia Indonesia Green Award  dan Chairman The La Tofi School of CSR memberikan penghargaan kepada Presiden Direktur Indo Raya Tenaga Peter Wijaya dan Direktur Keuangan Moch Chairul, di Jakarta, Rabu 7 April 2021 malam. IGA untuk inisiatif pelestarian lingkungan dengan teknologi maju diberikan kepada PLTU Jawa 9&10 yang dikelola IRT.
Wakil Menteri KLHK Dr. Alue Dohong bersama Ketua Panitia Indonesia Green Award dan Chairman The La Tofi School of CSR memberikan penghargaan kepada Presiden Direktur Indo Raya Tenaga Peter Wijaya dan Direktur Keuangan Moch Chairul, di Jakarta, Rabu 7 April 2021 malam. IGA untuk inisiatif pelestarian lingkungan dengan teknologi maju diberikan kepada PLTU Jawa 9&10 yang dikelola IRT. /

KABAR BANTEN - Kementerian  Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menilai, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap  (PLTU)  Jawa 9-10 patut menjadi role model atau percontohan untuk pengembangan pembangkit yang ramah lingkungan.

Menurut pihak KLHK, Indo Raya Tenaga selaku pengembang pembangkit tersebut serius berkomitmen menciptakan PLTU yang ramah lingkungan seperti dalam pembangunan PLTU Jawa 9-10.

Diketahui, upaya PLTU Jawa 9-10 untuk menyelenggarakan bisnisnya dengan memperhatikan kelestarian lingkungan mendapatkan pengakuan dalam Indonesia Green Award (IGA) 2021.

Pembangkit dinilai berinistiatif ramah lingkungan karena teknologi maju yang digunakan. Dengan inisiasi tersebut, PT Indo Raya Tenaga (IRT) sebagai pengelola pembangkit tersebut, mampu menekan emisi jenis polutan SOx, partikulat, dan NOx hingga jauh di bawah ketentuan maksimal yang disarankan pemerintah.

Baca Juga: Komisi IV DPRD Banten: Keselarasan PLTU Jawa 9 dan 10 Suralaya dan Nelayan Jadi Acuan

“Ini bisa mengubah kesadaran para pengusaha tentang tanggung jawab,” tegas Wakil Menteri KLHK Alue Dohong yang ditemui wartawan usai menghadiri  IGA 2021 di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Rabu 7 April 2021 malam.

Ia mengatakan, keberadaan perusahaan seperti IRT, memunculkan kesadaran para pengusaha untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Dengan tujuan utama, mencegah kerusakan alam akibat emisi atau gas buang yang keluar dari PLTU atau pabrik.

Apalagi, menurut dia, saat ini masih banyak pengusaha yang abai akan hal tersebut. 

Baca Juga: Pemasangan Teknologi USC pada PLTU Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca

Alue pun mendorong para pengusaha untuk berani mengeluarkan terobosan baru, mencegah kerusakan lingkungan tersebut, seperti pengelola PLTU Jawa 9&10.

“Dan itu bisa membuat branding usaha nya lebih bagus. Sebab, tidak hanya mengejar keuntungan saja. Tapi juga memperhatikan sosial juga,” ujarnya menandaskan.

Menurut Alue, bila tak ada perubahan dalam upaya bisnis lebih memperhatikan lingkungan, dirinya khawatir, hal tersebut akan menyebabkan perubahan iklim  secara drastis.

Bahkan, kata dia, bisa  menyebabkan terjadinya bencana alam seperti banjir, kekeringan, hingga peningkatan muka air laut.

Baca Juga: Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat, KLHK Kembangkan Hutan Sosial Seluas 4.189 Hektar

Penyelenggara IGA kali ini memberikan penghargaan kepada IRT dengan kategori perusahaan yang  Memelopori PLTU Nan Ramah Lingkungan dengan Teknologi Maju.

Teknologi seperti Flue Gas Desulfurization (FGD), Electro Static Precipitator (ESP), Low Nox Burner, dan Selective Catalytic Reduction (SCR) pun dipakai untuk menekan emisi udara berupa SOx, partikulat, dan NOx.  

Konstruksi PLTU yang juga memasang Ultra Super Critical (USC) dan menggunakan peralatan utama buatan Organisation of Economic Co-operation and Development (OECD) ini, diresmikan Presiden Joko Widodo melalui ground breaking pada 2017 lalu.

Baca Juga: Diperkuat Permen KLH, Pemerintah Jamin PLTU Lebih Ramah Lingkungan

Sejak tahap pembangunan, PLTU 9&10 dinilai  KLHK dan penyelenggara IGA,  sudah melakukan sejumlah upaya pelestarian lingkungan, termasuk penghijauan dan konservasi alam.

Penyematan penghargaan sebagai pelopor PLTU berteknologi maju yang ramah lingkungan terhadap PLTU Jawa 9&10 adalah hal yang disyukuri oleh manejemen IRT. 

Penghargaan ini juga diartikan sebagai wujud gambaran komitmen pemeliharaan lingkungan yang merupakan  prinsip dasar berbisnis PLTU Jawa 9&10.

“Kami satu-satunya di Indonesia yang pakai teknologi paling lengkap, termasuk SCR. Jerih payah komitmen kami itu bisa diakui paling tidak oleh pemerintah yakni KLHK. Selain itu ada juga sense of achievement secara pribadi, boleh dibilang orang menggadang-gadangkan green, we are try to make it as green as possible untuk base load yang reliable,” kata Presiden Direktur Indo Raya Tenaga Peter Widjaya di sela-sela acara malam penganugerahan Indonesian Green Award 2021.

Baca Juga: Anggota DPRD Kota Cilegon Ini Pertanyakan Keseriusan Pemkot dalam Penanganan Covid-19

Menurut peraturan, standar baku mutu SOx, Partikulat, dan NOx untuk PLTU dalam tahap konstruksi ini masing-masing adalah 550 mg/Nm3, 100 mg/Nm3, 550 mg/Nm3. Namun dengan teknologi yang digunakan pembangkit Jawa 9&10, angka-angka tersebut dipangkas menjadi dibawah 350 mg/Nm3, 30 mg/Nm3, dan 128mg/Nm3, secara berurutan untuk SOx, Partikulat, dan NOx.

“Memang sudah cukup rendah, namun kami yakin akan bisa jauh di bawah itu apabila bahan bakar yang disuplai sesuai standar pabrikan,” ujar Peter yang didampingi Direksi IRT lainnya, Jinyoung Jeong dan Moch. Chairul.

Ia melanjutkan, PLTU Jawa 9&10 yang 51% kepemilikannya pada PLN adalah showcase keberhasilan pemerintah dalam menggaet pihak swasta dan bank-bank internasional untuk mendanai mega proyek tanpa jaminan pemerintah dan tanpa membebani APBN.***

 

Editor: Maksuni Husen


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x