KABAR BANTEN – Godaan rumah tangga itu ada tiga, pertama adalah harta, kedua tahta, dan terakhir adalah wanita.
Pak Boy (41), warga Kabupaten Serang, Banten adalah orang yang setia, tidak gila jabatan juga kehormatan, artinya ia lulus ujian godaan wanita dan juga tahta.
Namun sayangnya, karyawan swasta ini tidak lolos ujian harta, gara-gara tidak ada uang, Pak Boy tidak lagi disayang Selly (32), istrinya, dan berakhir cerai, o lala.
Baca Juga: 15 Rangkaian Nama Bayi Laki Laki Islami Modern Lahir Bulan Oktober Beserta Artinya
Kehidupannya yang semakin merosot membuat Pak Boy tak lagi mendapatkan rasa hormat dari sang istri.
Puncaknya, pria kelahiran Pandeglang, Banten, ini disuguhi kopi campur garam, sehingga membuat rumah tangganya pun karam.
“Saya cerai dengan istri karena dia beri saya kopi campur garam,” kata Pak Boy dikutip dari laman Direktori Putusan Mahkamah Agung.
Kisah rumah tangga Pak Boy yang berakhir cerai ini terjadi di 2021, dimana saat itu dunia tengah diserang oleh Pandemi Covid-19 yang berimbas kepada ekonomi global.
Pabrik-pabrik banyak yang terkena badai ekonomi akibat pandemi virus asal Tiongkok tersebut, memaksa mereka melakukan langkah PHK.
Hal ini pun dialami oleh Pak Boy, sang Don Juan yang sebelumnya mapan sandang pangan papan, juga kena badai PHK dan berakhir miskin.
Sosok pria tampan rupawan dan menawan ini pusing tujuh keliling pasca terkena PHK, sebab ia memiliki tanggungan anak dan istri.
Belum lagi tagihan-tagihan yang terus mengalir, baik itu tagihan listrik, iuran sekolah, ledeng, juga cicilan motor.
Dimana tagihan tersebut tidak mau mengenal apakah Pak Boy masih bekerja atau tidak, mereka akan terus datang untuk menagih uang dari Pak Boy.
Bulan pertama pasca PHK, Pak Boy masih bisa bertahan karena tabungannya masih lumayan ada.
Ditambah lagi dirinya mencoba keberuntungan menjadi sopir ojek online, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Saya sempat jadi sopir ojek online. Biar bisa beli beras dan susu anak,” ujarnya.
Baca Juga: Ciduk Komplotan Begal Taksi Online, Satreskrim Polres Cilegon Amankan 3 Orang Pelaku, 2 Masih DPO
Saat itu Selly juga masih bersikap baik, ia terus menyemangati suami agar tidak menyerah mencari rezeki.
Setiap Pak Boy mau berangkat ngojek, sang istri pasti menyiapkan pisang goreng dan kopi hitam manis kesukaan suaminya.
“Awal-awal setelah di PHK, istri sikapnya masih manis. Masih mau nyuguhin kopi manis dan pisang goreng kesukaan saya,” tuturnya.
Sambutan istri untuk suami di pagi hari ini, membuat Pak Boy terus semangat untuk bisa bertahan di era pandemi.
Namun apa dikata, pandemi memang menyerang berbagai sektor kehidupan, tidak hanya pada kesehatan namun juga pada perputaran ekonomi.
Pak Boy seret orderan karena masyarakat tidak ada yang mau bepergian menggunakan motor, salah satunya menggunakan ojek online.
“Saya sepi orderan, begitu juga teman-teman lain. Memang sepi orderan selama pandemi,” ucapnya.
Gara-gara hal tersebut, ekonomi rumah tangga Pak Boy besar pasak dari pada tiang, lebih banyak pengeluaran dari pada pendapatan.
Bahkan pada pertengahan 2021, Pak Boy memasuki titik terendahnya, dia sering kehabisan uang, benar-benar kehabisan uang.
Pak Boy terpaksa gali lubang tutup lubang, namun gara-gara hal tersebut dirinya jadi banyak terlilit hutang.
Ini juga membuat Selly pusing tujuh keliling, ia mumet karena setiap hari tidak menerima uang belanja dapur.
Selly juga sering dijadikan bemper oleh Pak Boy, sang istri selalu diminta untuk menghadapi para penagih utang yang datang ke rumah.
Seiring waktu, Selly pun mulai meradang, keyakinannya kepada Pak Boy sebagai kepala rumah tangga yang baik menipis.
Baca Juga: Operasi Zebra Maung 2022 di Kabupaten Pandeglang, Polres Pandeglang Kedepankan Edukasi
Perubahan sikap pun mulai dirasakan Pak Boy dari Selly, tidak ada lagi senyum manis dan memberikan semangat di pagi hari.
Mengaduk kopi pun sambil cemberut, begitu juga ketika menggorang pisang di pagi hari, suara kuali terdengar kencang karena sang istri goreng pisang dengan kesal.
“Tiap hari saya goreng pisang buat Ayah, tapi saya sendiri makan nasi campur garam. Kapan saya dapat uang dapurnya, sudah lama enggak makan ayam,” ketus Selly.
Baca Juga: Edarkan Tramadol dan Hexymer, Seorang Pria di Kabupaten Pandeglang Ditangkap Polisi
Sabar… sabar…, kata Pak Boy dalam hati, dengan nada lembut sang suami meminta istrinya untuk bersabar.
Pak Boy lagi-lagi mencoba meyakinkan jika dirinya terus berusaha mencari nafkah, namun sayangnya kalimat tersebut adalah kalimat yag sering diucapkan olehnya.
Sehingga ucapan tersebut tidak lagi mempan kepada Selly.
Baca Juga: 20 Anak di Kabupaten Pandeglang Dinyatakan Sembuh dari Campak
Selly jadi sering marah-marah, tidak hanya di pagi hari, namun siang sore malam hingga subuh menjelang pun dia tetap marah-marah.
Jangan-jangan Selly kena darah tinggi karena berhari-hari hanya makan nasi campur garam, makanya dia jadi sering marah-marah.
Tapi itulah yang terjadi pada rumah tangga Pak Boy, si pria ganteng kalem sedikit berkumis ini disirami amarah oleh sang istri setiap hari.
Baca Juga: Resep Puding Roti Tawar Saus Karamel, Cemilan Nikmat, Istimewa Untuk Jualan
Pak Boy yang penyabar lambat laun mulai tak tahan, puncaknya tidak lain pada Oktober 2021, dimana Selly menyuguhi Pak Boy kopi campur garam.
Kata Selly, ia sengaja mencampurkan kopi dengan garam agar tahu apa yang dirasakannya setiap hari di rumah.
Tidak terima dengan kelakukan Selly, Pak Boy pun mengamuk, ia membentak keras Selly bahkan mengusirnya dari rumah tersebut.
Diusir dari rumah, Selly kemudian pulang ke rumah orang tuanya, ia membawa anak semata wayang mereka.
Di sisi lain, Pak Boy mendatangi Kantor Pengadilan Agama Serang untuk melayangkan permohonan cerai.
“Masa saya dikasih kopi campur garam, padahal saya berkeringat mencari nafkah setiap hari. Saya betul-betul tidak dihargai lagi, lebih baik cerai,” ucap Pak Boy.***
DISCLAIMER: PAKBOY merupakan kisah nyata yang diambil dari laman direktori putusan mahkamah Agung, media sosial, serta curhatan narasumber Kabar Banten. Nama-nama yang muncul bukanlah nama sebenarnya.