Dwikorota sangat berharap, dukungan informasi iklim dan cuaca yang dikeluarkan BMKG dapat dimanfaatkan dengan baik guna meningkatkan keamanan dan keselamatan transportasi.
BMKG, kata dia, terus menyisir berbagai persoalan yang dihadapi penyedia layanan angkutan penyeberangan dan stakeholder lainnya guna meningkatkan keselamatan transportasi penyeberangan.
BMKG ingin informasi cuaca dan iklim yang dikeluarkan tidak hanya dimengerti dan dipahami, namun juga dapat dipatuhi.
“Jadi para operator dan penyedia layanan penyeberangan tahu kapan harus jalan, kapan harus berhenti. Dengan begitu, kemungkinan jatuhnya korban dan kerugian lainnya dapat diminimalisir,” ujar Dwikorita.
Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto menambahkan, saat ini BMKG melayani informasi cuaca utk 220 Pelabuhan dan 232 Wilayah Perairan di seluruh Wilayah Indonesia.
Bahkan, mulai tahun 2019 lalu hingga tahun 2024 nanti, BMKG sedang melakukan program percepatan untuk Modernisasi dan Inovasi Teknologi Sistem Observasi, Analisis, Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Maritim di sepanjang Jalur Lintasan Pelayaran Utama dan Penyeberangan di Perairan Indonesia.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, sinergi antara Kementerian Perhubungan dan BMKG sangat penting untuk menjaga keselamatan dalam transportasi.
Informasi cuaca dan berbagai instrumen pendukungnya dipandang mampu menjaga keselamatan khususnya pada sektor angkutan penyeberangan.