Berada di Kepulauan Jawa Begini Penjelasan Masyarakat Jawa Barat Berbahasa Sunda bukan Jawa

- 28 Agustus 2021, 12:25 WIB
Suku Baduy, etnis sunda yang hidup berdampingan dengan alam di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak-Banten.
Suku Baduy, etnis sunda yang hidup berdampingan dengan alam di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak-Banten. /Tangkapan layar /Instagram @genpiindonesia

KABAR BANTEN - Apakah kamu pernah berpikiran kenapa masyarakat yang berada di Pulau Jawa bagian Barat, masih dalam lingkup kepulauan Jawa tapi menggunakan Bahasa Sunda bukan Bahasa Jawa.

Kebanyakan orang-orang Provinsi Jawa Barat tidak bisa Bahasa Jawa dan kebanyakan dari mereka juga enggan disebut orang Jawa.

Padahal sejatinya mereka tinggal dan menetap di pulau Jawa mengapa orang Jawa Barat tidak bisa Bahasa Sunda?

Dikutip kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari berbagai sumber, Bahasa Sunda dituturkan oleh masyarakat yang berada di Pulau Jawa bagian Barat, terutama di Provinsi Jawa Barat.

Baca Juga: Uniknya Banten, Satu Wilayah dengan Tiga Bahasa Daerah

Selain di Jawa Barat, bahasa Sunda memiliki sebaran di beberapa wilayah Indonesia lainnya, misalnya di Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Lampung, Bengkulu, dan Sulawesi Utara.

Orang Jawa yang tinggal di Sebagian besar pulau Jawa berasal dari suku Jawa sedangkan orang-orang dari Jawa Barat tidak, mereka berasal dari etnis berbeda yakni suku Sunda.

Orang-orang Jawa Barat sudah sejak lama tinggal di wilayah barat pulau jawa yang dikenal sebagai Tatar Pasundan.

Bahasa Jawa dan Bahasa sunda masih satu rumpun Bahasa Melayu-Polinesia. Mesi demikian dari segi fonologi dan penuturan dan sistem penulisan keduanya jelas sangat berbeda.

Alasan kenapa orang-orang Jawa Barat tidak bisa berbahasa Jawa serta menolak jika disebut orang Jawa kerena memang mereka bukan dari etnis atau Suku Jawa.

Suku Sunda berbicara dengan bahasanya sendiri. Penyebaran Bahasa Sunda dipengaruhi oleh peran politik dari kerajaan yang bertahta di Tatar Pasundan.

Seorang penjelajah Portugis Bernama Tome Pires dalam catatannya 'Suma Oriental' pada abad ke-16 menjelaskan bahwa Tatar Pasundan adalah tanah kesatria dan pelaut pemberani.

Mereka jauh lebih terkenal dibandingkan para kesatria atau pelaut dari Jawa.

Menurut Pires orang Sunda pada masa itu selalu bersaing dengan orang Jawa, begitu pula sebaliknya.

Dalam keseharian, antara orang Jawa dan Sunda tidak terlalu akrab dan berteman. Namun tidak pula bermusuhan. Mereka mengurus urusannya masing-masing.

Baca Juga: Menyelamatkan Bahasa Daerah Agar tidak Punah, Ini yang Dilakukan Kantor Bahasa Banten

Mereka saling berdagang tetapi, ketika bertemu di lautan sebagai seorang perompak, pihak yang lebih siap akan lebih dulu menyerang.

Serangan biasanya terjadi di wilayah perairan Cimanuk, tidak peduli betapa erat hubungan atau pertemanan diantara keduanya.

Perbedaan soal bahasa antara orang Sunda dan Jawa seterusnya tetap bertahan hingga zaman modern sekarang ini.

Walaupun berbeda dalam bahasa, akan tetapi dalam soal fisik antara orang Sunda dan Jawa memiliki kesamaan.

Sebab lainnya mengapa orang Sunda dan orang Jawa berbeda bahasa adalah karena leluhur orang Sunda adalah dari Bumi Pasundan, yang dipimpin oleh seorang Prabu atau Raja yang berbahasa Sunda.***

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x