Baca Juga: Pertemuan Anies dan Rizieq Diungkap, Ada Sosok Lain Ikut Hadir, Siapa Ya?
"Buka pintu dialog, jadi kalau berbeda pendapat bukan main tangkap, kalau beda pendapat bukan orang ditersangkakan, bukan dipenjarakan. Tapi duduk bersama, ayo dialog, adu argumentasi. Kita lihat siapa yang punya argumentasi yang kuat. Perlu dibuka pintu dialog seperti ini," tuturnya.
"Dan engga boleh penguasa itu main tangkap kanan tangkap kiri, kriminalisasi.BMestinya pemerintah senang, dikritisi, diberikan second opinion. Dan para pengkritik ini umumnya punya solusi yg mereka tawarkan, pelajari. Kalau solusi itu baik terima, jalankan. Kalau tidak baik sampaikan di mana tidak baiknya. Selesai, tidak perlu ada kegaduhan di tingkat nasional," ujarnya menambahkan.
Baca Juga: Memilih Revolusi Akhlak, Habib Rizieq Shihab: Kata 'Mental' Dipakai Komunis
Rizieq mengungkapkan, sejak awal dirinya telah dengan tangan terbuka memberikan kesempatan kepada pemerintah untuk berdialog.
"Setelah aksi 212 di 2016 kemudian Januari aksi 121. Sudah kita tawarkan kalau pemerintah mau duduk dengan para habaib, ulama, kami siap 24 jam kapan di mana silahkan tentukan tempatnya, waktunya, kami datang. Sudah kita buka dari 2017. Tapi apa jawabannya, tapi apa yang kita terima. Bukan pintu dialog, bukan rekonsiliasi, justru yang kita dapatkan kriminalisasi ulama," katanya.***