Belajar Tatap Muka di Sekolah Dinilai Harus Segera Diterapkan, Dindikbud Ungkap Alasannya

- 28 Desember 2020, 06:10 WIB
tutwuryhandyani
tutwuryhandyani /

Ia menjelaskan, jika belajar tatap muka di sekolah dilaksanakan tetap dengan protokol kesehatan (Prokes) ketat. Pertama, perlu ada persetujuan dari orangtua, apakah dia setuju atau tidak harus menyerahkan surat persetujuan ke sekolah secara tertulis.

"Kalau orangtua setuju nanti anaknya sekolah, kalau tidak setuju juga tidak apa-apa anak tetap harus dilayani secara daring. Terus persetujuan komite sekolah, terus sekolah harus isi daftar periksa di dapodik yang menyatakan, bahwa sekolah itu siap melaksanakan dan punya fasilitas cuci tangan siap laksanakan prokes," ucapnya.

Baca Juga : Gubernur Banten Tunda Penerapan Belajar Tatap Muka di Sekolah, Dindik Tangsel Tunggu Surat Resmi

Selain itu, jika belajar tatap muka di sekolah diberlakukan, maka per kelas setiap hari hanya 18 orang atau setengahnya. Belajar tatap muka di sekolah dimulai setelah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) provinsi selesai.

"PSBB provinsi tanggal 18 Januari 2021, kami 19 Januari mulainya. Kan tahun ajaran di mulai 4 Januari, kami akan diisi dengan kegiatan persiapan dan pembelajaran selama itu tetap BDR (belajar di rumah)," tuturnya.

Sementara, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Serang, Tubagus Entus Mahmud Sahiri menuturkan, pihaknya telah menggelar rapat untuk menyikapi pandemi Covid-19 khususnya terhadap penyelenggaraan pendidikan dasar dan PAUD.

Baca Juga : WH Minta Bupati dan Wali Kota se-Banten Tunda Sekolah Tatap Muka, Ingatkan Sanksi Pelanggaran Prokes

Tiga hal yang jadi rujukan untuk kegiatan KBM dasar dan PAUD, yakni pertama aturan dari pusat dan gubernur yang harus diperhatikan. Kedua situasi pandemi di Kabupaten Serang, di mana saat ini masih terus berubah kadang merah, oranye, dan kuning. "Itu jadi perhatian," katanya.

Ketiga, ujar dia, bagaimana pemkab harus mengevaluasi dampak Covid-19 terhadap kualitas anak didik. Dengan pendidikan daring selama delapan bulan perlu dilihat kondisi anak didik.

"Kami tidak ingin akibat adanya belajar tatap muka di sekolah ditiadakan, kemudian kualitas anak didik menurun, malah bahkan jadi lost generation akibat pendidikan tidak diterima dengan baik oleh anak didik kami," ujarnya.

Halaman:

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x