Mirip Covid-19, Pengidap Tuberkulosis Jangan Dijauhi, Tapi Terapkan Protokol Kesehatan

30 Maret 2021, 13:23 WIB
Kepala Dinkes Kabupaten Serang Drg Agus Sukmayadi saat menandatangani dokumen kerjasama terkait penanganan Tuberkulosis dengan konsorsium komunitas penabuluh STPI di aula Tubagus Suwandi, Selasa 30 Maret 2021. /Dindin Hasanudin/Kabar Banten


KABAR BANTEN - Orang yang mengidap penyakit Tuberkulosis atau TB paru di Kabupaten Serang masih terus ditemukan.

Namun demikian pengidap Tuberkulosis tersebut jangan sampai dijauhi layaknya pasien terkonfirmasi positif Covid-19.

Sebab pengidap Tuberkulosis yang merupakan penyakit menular tersebut bukan lah aib.

Baca Juga: Pembunuhan Roy Terkuak, Rendy Curigai Hadiah Lotre Pak Sumarno, Bocoran Ikatan Cinta Selasa 30 Maret 2021

Hal tersebut terungkap dalam acara Hari TBC sedunia dengan tema eliminasi TBC untuk Kabupaten Serang maju sehat bebas TBC 2030 yang dilakukan di aula Tubagus Suwandi, Selasa 30 Maret 2021.

Dalam kegiatan yang dihadiri Asda III Pemkab Serang Ida Nuraida, Ketua DPRD Kabupaten Serang Bahrul Ulum, Kepala Dinkes Kabupaten Serang drg Agus Sukmayadi tersebut dilakukan pula penandatanganan kerjasama antara konsorsium komunitas penabuluh STPI dengan Dinkes Kabupaten Serang.

Baca Juga: Menyelamatkan Bahasa Daerah Agar tidak Punah, Ini yang Dilakukan Kantor Bahasa Banten

Kepala Dinkes Kabupaten Serang drg Agus Sukmayadi mengatakan, peringatan hari TBC sedunia diperingati setiap 9 Maret. TBC merupakan penyakit menular yang sudah ada sejak dimulai peradaban dunia.

"Mungkin sejak adanya komunitas manusia TB sudah terjadi sampai sekarang. Karena TB merupakan penyakit sangat menular," ujarnya dalam sambutan.

Agus mengatakan, sejak berkembangnya pandemi Covid-19, keberadaan penyakit TB terlupakan. Sebab semua fokus pada penanganan Covid-19, padahal TB paru lebih menular dibandingkan Covid-19.

Baca Juga: 1.477 Pelaku Wisata di Kabupaten Serang Jadi Sasaran Vaksinasi Covid-19

"Tapi kita tidak sadar. Semua sumber daya ekonomi, kesehatan sejak 2020 fokus pada Covid-19 dengan kegiatan ini mudah-mudahan diingatkan kembali dengan eliminasi TB sebagai prioritas nasional," ucapnya.

Ia berharap dengan mengurangi TB paru akan dapat meningkatkan produktivitas masyarakat. Sebab dengan seseorang usia produktif menderita TB paru berpengaruh pada aktivitas bersangkutan.

"Dengan mengundang kader TB diharapkan peran bapak ibu bisa dioptimalkan dalam mencari dan melakukan pelacakan suspek TB. Diharapkan pendampingan memberikan informasi semangat pada penderita TB paru bahwa TB paru bisa disembuhkan dan dicegah TB paru sama dengan Covid-19 harus tetap menjaga prokes (protokol kesehatan) setiap saat," ucapnya.

Baca Juga: PAN Kota Cilegon Beri Sinyal Gabung ke Pemerintahan Helldy-Sanuji, Tapi Ada Syaratnya

Ia mengatakan, sebelum Covid-19, tidak pernah mengatakan menerapkan protokol kesehatan pada penderita TB paru.

Oleh karena itu pandemi menjadi momentum untuk tenaga kesehatan dan kader TB untuk menerapkan bahkan meningkatan protokol kesehatan di lingkungan pada pasien TB.

  • "Karena dengan prokes (protokol kesehatan) dapat mencegah penularan paru," katanya.

Sementara, Ketua DPRD Kabupaten Serang Bahrul Ulum mengatakan, ada stigma yang harus diatasi bersama terkait pasien TB, yaitu sebuah ketakutan.

Baca Juga: Penampilan di Orleans Masters 2021 Diapresiasi, Dua Turnamen Ini jadi Ujian Berikutnya Putri KW Cs

Jika ia terkonfirmasi Covid-19 atau TBC maka ia akan minder untuk berinteraksi dengan yang lain.

"Kalau dulu rame HIV kita maklumi orang terkonfirmasi HIV adalah aib karena penyebaran salah satunya dari sesutu yang tidak dibenarkan agama. Beda dengan TBC dan Covid-19 maka jadi tugas bersama bagaimana mengeliminasi TBC di Kabupaten Serang yang masih luar biasa," ujarnya.

Ulum mengatakan, berdasarkan data WHO, pada tahun 2020 Indonesia menjadi peringkat dua dengan pasien TB tertinggi setelah India. Padahal jika bicara jumlah penduduk Cina jauh lebih besar namun bisa turun dari peringkat dua dan digeser Indonesia.

Baca Juga: Penampilan di Orleans Masters 2021 Diapresiasi, Dua Turnamen Ini jadi Ujian Berikutnya Putri KW Cs

"Berarti persoalan TBC Indonesian masih jadi PR bersama," ucapnya.

Ia pun mengapresiasi apa yang dikerjasamakan Pena Buluh bersama Dinkes dan merupakan satu langkah besar yang memiliki tugas pertama membuat agar masyarakat tidak malu ketika mengidap TB dan mau berobat.

Sebab TBC bukan aib, TBC adalah penyakit bisa disembuhkan asal rajin untuk melakukan pengobatan.

Tugas kedua memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa TBC merupaka. penyakit bisa sembuh.

Baca Juga: BKP Kelas II Cilegon Sertifikasi Ekspor Gula Rafinasi, Komoditas Perdana, Nilainya Capai Rp14,5 Miliar

Sehingga masyarakat bisa melakukan penanganan secara berkala, minum obat sesuai anjuran kesehatan. Ketiga prokes harus dilakukan oleh para pasien TBC. Sebab penyebaran melalui droplet.

"Tiga PR ini menjadi pekerjaan semua dari Dinkes dan Pena Bulu dalam rangka memutus penyebaran Covid-19 dan TBC. Target 2030 bebas TBC semoga bisa selesai sebelum 2030. Saya berharap sambil antisipasi Covid-19 juga sekaligus TBC karena penyebaran sama prokes sama ancaman kematian sama," ucapnya. ***

Disclaimer : Artikel ini sudah mengalami pengubahan oleh redaksi kabarbanten.pikiran-rakyat.com. 

 

Editor: Yomanti

Tags

Terkini

Terpopuler