Wakil Bupati Serang Sebut Sulit Tangani Covid-19, Pandji Tirtayasa: Tangung Jawab Semua Pihak

29 Juli 2021, 17:10 WIB
Wakil Bupati Serang, Panji Tirtayasa mengaku kesulitan menangani Covid-19 karena dibarengi banyaknya berita hoaks. /Kabar Banten/Dindin Hasanudin

KABAR BANTEN - Wakil Bupati Serang Pandji Tirtayasa mengaku kesulitan untuk menangani Covid-19 di Kabupaten Serang.

Hal itu disampaikan Wakil Bupati Serang Pandji Tirtayasa karena melonjaknya kasus Covid-19 dibarengi maraknya berita hoaks yang beredar di media sosial.

"Kami sudah berusaha maksimal menangkal pandemi Covid-19 dengan berbagai edukasi dan sosialisasi dengan jejaring pemerintah, melalui desa, kecamatan, kabupaten tapi belum berhasil," ujar Wakil Bupati Serang Pandji Tirtayasa dalam rapat bersama ulama di ruang rapat Brigjen Syam'un, Kamis 29 Juli 2021.

Baca Juga: Putus Mata Rantai Penyebaran Covid-19, Polsek Bojonegara Tegakkan Disiplin Prokes di Pasar Tradisional

Oleh karena itu, persoalan pandemi Covid-19 ini harus menjadi tanggung jawab semua pihak termasuk ulama.

"Sengaja kami undang (ulama) untuk berikan edukasi sosialisasi pencerahan pada masyarakat agar bersama sama memahami pandemi Covid-19," katanya.

Sebab selama ini penjelasan diberikan oleh kades sulit dimengerti, begitu pun oleh puskesmas. Oleh karena itu mau tidak mau ulama harus diajak mengedukasi masyarakat.

"Berikan pemahaman bahwa Covid-19 itu nyata dan real adanya dan sangat berbahaya. Belum ketemu obatnya," ucapnya.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Kabupaten Serang Capai 6.650, Risiko Kematian Lebih Cepat 50 Persen

Pandji Tirtayasa mengatakan, yang kini menjadi persoalan adalah ketika Covid-19 semakin meluas, berita bohong pun sama gencar nya dengan Covid-19.

"Covid-19 merajalela hoax juga sama. Ada yang bilang Covid-19 itu bohong, karena ada berita medsos jangan percaya itu ajakan negara ini mau jajah Indonesia," tuturnya.

"Ada yang bilang jangan mau divaksin itu mematikan, divaksin dua kali tetap kena. Itu hoax dan disebar luaskan, benar ada yang sudah vaksin dua kali dia kena, dari 1000 yang sudah vaksin dua meninggal tapi digede gedein. Celakanya orang percaya sehingga ada yang gak mau vaksin," ucapnya.

Baca Juga: Tak Netral di Pilkades Serentak 2021 Kabupaten Serang, ASN akan Disanksi, Satu Orang Sudah Dipanggil

Saat ini pemerintah menganjurkan sehari dua juta divaksin agar bisa tercapai minimal 70 persen masyarakat Indonesia tervaksin. Sehingga ada kekebalan kolektif.

"Sehingga Covid-19 bisa dianggap flu biasa, menyerang tapi tidak mematikan. Banyak yang sudah divaksin kena, memang ada pengaruhnya tapi tidak segawat yang belum vaksin. Ada pengecualian kalau meninggal sudah divaksin kebetulan dia punya penyakit bawaan, jantung, diabet, paru paru, asma," ucapnya.

Baca Juga: Ketua DPRD Kabupaten Serang Sebut Proses Penghitungan Suara Pilkades Serentak Harus Jadi Perhatian

Oleh karena itu, kata Pandji tidak mungkin pemerintah menjerumuskan rakyat untuk vaksinasi. Namun sayang ada masyarakat lebih percaya berita medsos yang sumbernya tidak jelas.

"Tolong bantu kami karena Covid-19 jadi tanggung jawab kita bersama. Covid-19 ada di sekitar kita. Tolong bantu kami berikan edukasi pada masyarakat. Dua hal lawan Covid-19 dan lawan berita hoaks. Yakinkan bahwa yang disampaikan pemerintah untuk kemaslahatan masyarakat," katanya.

"Jangan percaya berita walau dia dokter tapi gak jelas dokternya, berita medsos mengaburkan informasi, mengaburkan penjelasan sebenarnya malah itu memakan korban bagi masyarakat," sambung Pandji Tirtayasa.***

Editor: Kasiridho

Tags

Terkini

Terpopuler