Jejak Soekarno di Rangkasbitung, Singgah di Gereja Santa Maria Tak Bernoda, Beri Injil Diabadikan Melalui Foto

- 9 Maret 2021, 16:17 WIB
Bangunan Gereja Santa Maria Tak Bernoda di Rangkasbitung sebelum direnovasi. Gereja tersebut pernah disinggahi Presiden Soekarno saat melakukan kunjungan ke Rangkasbitung.
Bangunan Gereja Santa Maria Tak Bernoda di Rangkasbitung sebelum direnovasi. Gereja tersebut pernah disinggahi Presiden Soekarno saat melakukan kunjungan ke Rangkasbitung. /Dokumen Gereja Santa Maria Tak Bernoda Rangkasbitung

Baca Juga: Melihat Asal Usul Lapas Rangkasbitung, Dibangun Tahun 1918, Sumur Tua Masih Terpelihara Sampai Sekarang

Adapun profil singkat Paroki atau Gereja Santa Maria Tak Bernoda Rangkasbitung yang dilansir KabarBanten.com dari laman smtbrangkas.blogspot.com, sebelum tahun 1929 daerah Banten hanya dapat dikunjungi oleh Pastor-pastor Yesuit dari Jakarta secara berkala. Tak lama kemudian para Pastor Fransiskan pun hadir di bumi pertiwi Indonesia. 

Oleh karena itu, Vikaris Jendral Jakarta mempercayakan daerah Banten itu kepada Para Pendekar Gereja, yang berjubah coklat tua itu. Kemudian, Pater HH. Lunter OFM mengawali karya baktinya dengan mengadakan kunjungan bulanan. 

Lama kelamaan kunjungan bulanan itu diganti dengan menetapnya Pastor pertama di daerah Banten (Rangkasbitung), yaitu Pater HH. Lunter OFM, sejak tanggal 12 Oktober 1933. Di situlah Pater HH. Lunter OFM, berhasil bertemu dan berjuang bersama suster-suster Fransiskus Misionaris Maria (FMM). 

Para suster FMM itu kemudian menjalin kerjasama dengan Persatuan Pengusaha Perkebunan Lebak, dengan menyelenggarakan sebuah Rumah Sakit yang mungil dan sederhana, namun sanggup melayani pengobatan bagi penduduk Lebak, Rangkasbitung dan sekitarnya.

Baca Juga: Lahan Adat Kasepuhan Cimuncang, PD Aman Banten Kidul Lakukan Pemetaan Partisipatif di Area TNGHS

Sebenarnya Rumah Sakit itu telah didirikan oleh Para Pengusaha Perkebunan Lebak di Banten Tengah atau Selatan. Atas kerjasama yang baik antara Pastor dan Suster dengan Tuan van Leeuwen, maka didirikanlah sebuah Gereja kecil (Kapel) di Rangkasbitung. Kapel tersebut diberkati oleh Pater Provinsial Caminada OFM, pada tanggal 19 Desember 1933.

Setelah Pater HH. Lunter OFM berkarya di Banten, beliau diganti oleh Pater YC.Heitkonig OFM, kemudian diganti lagi oleh Pater FJH. Teepe OFM, dan menyusul Pater AAG. Cremers OFM. 

Semenjak Pater HH. Lunter OFM berkarya mulailah bermunculan stasi kecil, sayangnya saat itu tidak dimulainya karya baru guna melayani rakyat Rangkasbitung. Selain Karya Kesehatan hingga meletusnya Perang Dunia II.

Saat itu memang masih berlaku Peraturan Pemerintah Kolonial Belanda yang menghalangi Pastor-pastor memasuki beberapa daerah pedalaman demi Rust en Orde, yaitu takut akan menimbulkan huru-hara akibat kedatangan para Pastor maupun pendeta di daerah pedalaman. 

Halaman:

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x