Baca Juga: Belajar Tatap Muka, Pemkab Tangerang Kaji Pembukaan Sekolah Awal Juli 2021
Sebab akan berdampak pada harga jual gabah kering panen (GKP) di kalangan petani akan anjlok.
“Karena hasil panen yang dinikmati petani tidak sebanding dengan biaya produksi yang dikeluarkan,” tutur Gofur.
Baca Juga: Komisaris dan Direksi Baru Diragukan, Begini Ternyata Tantangan dan Kondisi Bank Banten
Ia juga menilai, rencana impor beras itu tidak tepat dari sisi waktu karena berbarengan dengan musim panen para petani. Pada awal Maret hingga Mei, petani di sejumlah daerah memasuki masa panen raya.
Politisi PKB itu juga mengatakan, sebagaimana disampaikan Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional (DPN) Gerakan Kebangkitan Petani dan Nelayan (Gerbang Tani) Idham Arsyad, Rabu 10 Maret 2021, masa panen itu akan terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, Papua, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, serta Kalimatan Selatan.
Baca Juga: Peringatan Isra Mikraj, Akademisi UIN Banten : Kisah Cinta Satu Malam Rasulullah
"Meskipun impor beras masih dalam tahap rencana, tapi sudah mempengaruhi harga jual gabah kering panen petani. Kondisi ini akan dimanfaatkan oleh tengkulak untuk "memainkan harga" sehingga merugikan petani," tuturnya.
Selain itu, kata Gofur, alasan iron stock untuk cadangan beras yang disampaikan pemerintah juga layak dikaji kembali.