Intensitas Curah Hujan Tinggi, BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan di Provinsi Banten Februari 2022

- 15 Januari 2022, 16:23 WIB
Ilustrasi hujan lebat. BMKG memprediksi puncak musim hujan di Provinsi Banten terjadi Februari 2022.
Ilustrasi hujan lebat. BMKG memprediksi puncak musim hujan di Provinsi Banten terjadi Februari 2022. /M Hashemi Rafsanjani/Kabar Banten

KABAR BANTEN - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Klas 1 Serang memprediksi wilayah Provinsi Banten memasuki puncak musim hujan pada Februari 2022.

Namun, intensitas curah hujan sepanjang Januari pun cukup tinggi, seperti yang terjadi saat ini.

Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Klas 1 Serang Tarjono mengatakan, seluruh wilayah di Indonesia termasuk Provinsi Banten sedang memasuki musim hujan.

"BMKG memonitor perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia yang saat ini mengindikasikan adanya potensi peningkatan curah hujan di sebagian wilayah Indonesia, termasuk seluruh wilayah di Banten," katanya, Sabtu 15 Januari 2022.

Baca Juga: Bantu Warga Terdampak Gempa Bumi Magnitudo 6,7 di Pandeglang dan Lebak, Pemprov Banten Salurkan Logistik

Berdasarkan hasil analisis perkembangan musim hujan hingga Desember 2021 menunjukkan sebesar 96,8 persen.

Sementara, wilayah Indonesia sudah memasuki musim hujan dengan periode puncak musim hujan, yang diprediksi terjadi pada periode Januari hingga Februari 2022.

"Secara umumnya memang puncak musim penghujan ini sampai Januari hingga Februari 2022," ujarnya.

Baca Juga: Meningkat, Kerugian Finansial Dunia Akibat Bencana Alam Tahun 2021, Terbesar Dialami Negara Ini

Dia menjelaskan, BMKG memprakirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

Disertai kilat atau petir, hingga angin kencang pada periode 9 sampai 15 Januari 2022.

"Biasanya potensi ini bisa terjadi hingga satu minggu," ucapnya.

Baca Juga: Banten Diguncang Gempa Lagi, Pusatnya Masih dari Sumur Pandeglang, Badan Geologi Ungkap Kondisi Daerah Selatan

Selain itu, dikatakan Tarjono, berdasarkan analisis dinamika atmosfer, potensi hujan dengan intensitas lebat diakibatkan adanya potensi sirkulasi siklonik di selatan Jawa dan Australia bagian utara.

Kemudian, membentuk pola pertemuan massa udara dan belokan angin di wilayah Indonesia.

"Terutama di bagian selatan ekuator yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah," tuturnya.

Baca Juga: Gempa Bumi Magnitudo 6,7 Banten, Ribuan Rumah di Kabupaten Pandeglang Rusak, Ratusan Warga Mengungsi

Deputi Bidang Meteorologi pada BMKG Guswanto mengatakan, kondisi hujan lebat disertai kilat hingga petir bisa terjadi di beberapa wilayah.

Seperti Banten, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.

"Kemudian juga bisa terjadi di Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimatan Selatan, Sulawesi Selatan, hingga Sulawesi Barat," ujar dia.

Baca Juga: Tumbukan Lempeng Eurasia dan Indo-Australia Masih Aktif, Terbentuk 66 Juta Tahun Lalu, Penyebab Gempa Banten

BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode sepekan ke depan.

Sebab, berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung.

"Terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi," katanya.***

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah