Angka Stunting di Banten Masih Tinggi, BKKBN Banten Ajak Wartawan Kolaborasi Percepat Penurunan Stunting

- 25 Mei 2023, 16:19 WIB
Kepala Perwakilan BKKBN Banten Rusman Efendi memberikan penjelasan terkait pencegahan dan percepatan penurunan stunting di Banten dalam kegiatan 'Forum Koordinasi Jurnalis' yang digelar BKKBN Banten di salah satu Kafe di Kota Serang, Kamis 25 Mei 2023.
Kepala Perwakilan BKKBN Banten Rusman Efendi memberikan penjelasan terkait pencegahan dan percepatan penurunan stunting di Banten dalam kegiatan 'Forum Koordinasi Jurnalis' yang digelar BKKBN Banten di salah satu Kafe di Kota Serang, Kamis 25 Mei 2023. /Kabar Banten/Kasiridho

Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Lebak, Ade Sumardi menyampaikan bahwa dalam percepatan penurunan stunting, berbagai elemen masyarakat harus bersinergi dan berkolaborasi dalam penanganan stunting.

“Penanganan stunting tentu harus melibatkan semua pihak dengan sinergi dan kolaborasi secara bersama-sama. Persoalan stunting merupakan masalah besar apabila tidak segera ditangani yang tentunya akan menjadi beban bagi negara dan akan melahirkan generasi yang tidak berkualitas,” ujar Ade Sumardi.

Penderita stunting, kata dia, dipastikan mengalami keterlambatan berpikir, jika dewasa mengidap penyakit darah tinggi, jantung dan diabetes. Dengan demikian, penanganan stunting harus secepatnya dilakukan pencegahan dan melibatkan semua pihak yang merasa terpanggil agar tidak ada lagi anak mengalami stunting.

Baca Juga: Pencegahan Stunting Berbasis Keluarga: Gelar Orientasi TPK, BKKBN Banten Libatkan Bidan hingga Kader KB Desa

Ade Sumardi mengungkapkan, berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi anak stunting di Kabupaten Lebak sebesar 27,5 persen, artinya dari 100 anak yang ada di Kabupaten Lebak, 27 di antaranya mengalami stunting. 

“Penanganan stunting di Kabupaten Lebak berjalan baik setelah dilakukan pengukuran tubuh kepada 108 ribu balita yang dinyatakan stunting berdasarkan "by name by adress" atau sesuai nama dan alamat tercatat 3.736 balita, padahal tahun sebelumnya 4.618 orang. Kami meyakini angka prevalensi stunting menurun diangka 14 persen sesuai target Presiden Joko Widodo pada 2024,” ujar Ade Sumardi.

 

Sementara itu, Ketua Satgas Stunting Banten, Riky Febrianto menyampaikan bahwa dalam pencegahan dan percepatan penurunan stunting di Banten, BKKBN Banten melakukan berbagai upaya diantaranya audit kasus stunting oleh pakar agar keluarga beresiko pada tiap daerah mau melaksanakan audit kasus stunting.

Kemudian, program miniloka karya yang diselenggarakan di Kecamatan, pendampingan keluarga beresiko stunting oleh 24.408 tim pendamping keluarga di setiap desa di Provinsi Banten, pendataan pada calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, ibu yang mempunyai balita, hingga keluarga yang tingkat kemiskinan ekstrem.

Halaman:

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah