"Kita simulasikan bagaimana teroris merekrut anak-anak sekolah, mahasiswa dan anak muda. Kemudian, kita juga menyampaikan tidak hanya rekrutmen secara langsung tetapi ada online melalui internet, supaya adik-adik ini bisa mendeteksi mana paham radikalisme, terorisme dan intoleransi,"tandasnya.***