Rapid Test Ribuan Guru di Kota Serang, Puluhan Dinyatakan Reaktif

- 4 September 2020, 13:16 WIB
Kepala Dindikbud Kota Serang saat memberikan keterangan pers terkait hasil rapid test terhadap ribuan guru di Kota Serang, Jumat 4 September 2020 di sebuah rumah makan di Kota Serang.
Kepala Dindikbud Kota Serang saat memberikan keterangan pers terkait hasil rapid test terhadap ribuan guru di Kota Serang, Jumat 4 September 2020 di sebuah rumah makan di Kota Serang. /Hashemi Rafsanjani/

KABAR BANTEN – Puluhan guru di Kota Serang dinyatakan reaktif setelah menjalani rapid test atau tes cepat dalam rangka persiapan pembelajaran tatap muka (PTM). Hingga saat ini tercatat sebanyak 1.697 guru telah menjalani tes cepat.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Serang Wasis Dewanto mengatakan, para guru yang reaktif hasil rapid test sebagian telah menjalani tes usap (swab).

"Jadi sebetulnya dari 1.697, ada 21 guru yang reaktif, 8 orang sudah dilakukan swab, dan sisanya akan menyusul," kata Wasis, dalam keterangannya di salah satu rumah makan di Kota Serang, Jumat 4 September 2020.

Baca Juga: Ini Permintaan Koalisi Guru, Hentikan KBM Tatap Muka

Dari 21 guru yang reaktif, delapan diantaranya telah melakukan tes swab. Sementara tiga orang lainnya melakukan swab di daerahnya masing-masing karena berasal dari luar Kota Serang.

"Dan saat ini yang hasilnya reaktif kami instruksikan untuk tetap di rumah saja, dan tidak melakukan aktivitas sekolah lainnya. Kami juga sudah meminta kepada kepala sekolahnya," ucapnya.

Dia mengungkapkan, total guru SD, SMP, TK dan PAUD di Kota Serang sebanyak 7.400. Pihaknya bersama gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kota Serang melakukan rapid test secara bertahap.

Baca Juga: Hari Pertama Sekolah Tatap Muka di Kota Serang, Ribuan Guru Belum 'Rapid Test'

"Sebelumnya dari 7.400 guru baru 200 yang di-rapid, kemudian saat ini sudah ada 1.697, dan ini adalah niat baik kami," ujarnya.

Dia menjelaskan, rapid test merupakan langkah awal menghadapi sekolah tatap muka di Kota Serang jika nanti peta risiko turun kembali ke zona kuning.

Halaman:

Editor: Rifki Suharyadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x