Network
Terutama partai politik sebagai kendaraan pencalonan, dan pihaknya masih menunggu untuk pendekatan dengan parpol.
"Karena sekarang ini sedang fokus pemiliha legislatif (Pileg. Memang ada beberapa partai, tapi kami akan melihat kursi dari partainya dulu," tuturnya.
Sehingga, Wahyudin mengaku, belum menemukan partai politik sebagai perahu atau kendaraan untuk mencalonkan diri sebagai bakal calon (Bacalon) Wali Kota Serang.
"Kami belum bisa menentukan partai mana yang akan merangkul. Nanti, parpol mana yang memiliki kursi dan mumpuni, bisa kami rangkul. Tapi, hasil februari ini menjadi landasan kami untuk mencalonkan," ucapnya.
Selain itu, dia juga berkomentar terkait penataan pembangunan Kota Serang yang sampai saat ini dinilai masih stagnan dan tidak memiliki konsep tata ruang yang jelas.
Bahkan, tidak mencirikan sebagai Ibu Kota Provinsi Banten secara gamblang, seperti pada gedung perkantoran pemerintahan, pusat perdagangan, hingga infrastruktur.
"Saya melihat penataan Kota Serang belum layak disebut sebagai ibu kota provinsi. Karena secara penataan tidak jelas, tidak punya konsep dan tata ruangnya tidak jelas, bahkan terkesan carut marut. Termasuk gedung perkantoran dan wilayah perdagangan. Jadi penataan itu yang belum terlihat," ujarnya.
Baca Juga: Berpeluang Menang, Potensi Calon Independen Muncul di Pilkada Kota Serang
Kemudian, terkait percepatan pembangunan, sejak Kota Serang berdiri tahun 2007 sampai 2023, belum banyak terlihat dan dirasakan langsung oleh masyarakat.
"Ini bukan hanya sekedar katanya, tapi realitas yang membuktikan. Pembangunan di Kota Serang belum terlihat signifikan, maka diperlukan pemimpin yang memiliki terobosan ke depan," tuturnya.
