300 Ha Lahan Mangrove Rusak, Abrasi di Pontirta Menghawatirkan

- 3 Oktober 2017, 00:30 WIB
ilustrasi mangrove rusak
ilustrasi mangrove rusak

SERANG, (KB) .- Dari total sektar 587 hektare (Ha) lahan mangrove, sekitar 300 ha rusak akibat abrasi, kerusakan terutama terjadi didaerah perisir pantai Pontang Tirtayasa Tanara (Pontirta) Kabupaten Serang, abrasi didaerah tersebut mengkhawatirkan, bahkan menurut hasil kajian yang dilakukan salah satu universitas menyebutkan bahwa per tahun sekitar 15 meter lahan di tepi pantai daerah tersebut tergerus gelombang atau terkena abrasi. Kepala Bidang Konservasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Serang Susanti Diani mengatakan, Abrasi di daerah pantai utara (Pantura) Pontirta sudah cukup besar, dari sekitar 587 ha lahan mangrove, yang rusak sekitar 300 ha. "Dari hasil kajian UGM selama delapan tahun, tepi pantai mundur kedaratan sekitar 152 meter, pertahun diperkirakan 15 meter tergerus gelombang atau abrasi, terutama di Pontang dan Tirtayasa, perbatasan susukan Lontar-Brambang," katanya. Ahad (1/9/2017). Menurut Susanti yang juga pernah bertugas di Dinas Kelautan, sebelumnya Dinas Kelautan melakukan upaya untuk merehabilitasi pantai yang terkena abrasi. Dulu penanganan abrasi banyaknya di Dinas Kelautan, sampai sekitar 80 ha yang direhabilitasi dengan penanaman mangrove, baik menggunakan dana dari APBN maupun dari APBD.  Tahun ini, karena Kelautan sudah dialihkan ke Pemerintah Provinsi berdasarkan undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Dari DLH untuk program khusus menanam mangrove gak ada. "Tapi, tahun ini di kita menanam 1.100 batang mangrove dalam rangka Hut DLH itu sekitar Juni 2017, menanamnya di balik breakwater itu. Abrasinya terlihat jelas karena saat saya lihat sebulan sebelumnya didaerah Tirtayasa tambak galengannya masih bagus masih belum tegerus, pas kemaren survey dengan kodim karena rencana mau ada tanam mangrove, itu galengan tambak sudah jebol air laut masuk ke tambak," tuturnya. Susanti mengatakan, program khusus di DLH tidak ada, karena kelautan sudah dialihkan ke Provinsi. "Jadi dari DLH hanya mengusulkan program dan memberikan masukan ke provinsi," ujarnya.  Sebagai upaya mencegah semakin parahnya abrasi di pesisir pantai Kabupaten Serang, menurut Susanti, pemerintah selain melakukan upaya dengan penanaman mangrove juga membangun break water didaerah yang sering terkena abrasi. "Sejak dulu sudah ada pemasangan break water dr Kementrian PU di daerah Tirtayasa, pembangunannya bertahap pertahun. Kemudian kita nanam mangrove di belakang break water itu," kata Susanti. Pembangunan break water, kata Susanti, mulai dari Lontar, sudah sejak 2004 mulai dibangun oleh DPU Kabupaten Serang, kemudian Balai Besar, Kementrian PU. Ada sekitar 5-6 kilometer yang sudah dibangun breakwater sampai susukan.  "Informasinya dari Kementrian Kelautan juga mau memasang hybrid enginering yang fungsinya seperti breakwater tapi dia dari bambu dan ranting, itu nanti membuat sedimentasi fungsinya, nanti bisa menanam mangrove. Saya juga akan rapat mengusulkan ke provinsi, nanti diplotkan di Susukan daerah Tirtayasa, tapi nanti kita tanyakan lagi," katanya. (YY)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah