Astagfirullah! Tol Cipali-Palimanan Retak-Retak, Tanah Bergerak hingga Badan Jalan Terbelah Sepanjang 20 Meter

- 9 Februari 2021, 18:52 WIB
Amblesan Badan Jalan Tol Cikampek-Palimanan (Cipali) KM 122 Arah Jakarta
Amblesan Badan Jalan Tol Cikampek-Palimanan (Cipali) KM 122 Arah Jakarta /Sat PJR Ditlantas Polda Jabar

KABAR BANTEN - Gerakan tanah terjadi di Jalan Tol Cikopo – Palimanan (Cipali) KM 122, Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, pada hari Selasa, 9 Februari 2021 sekitar pukul 03.00 WIB.

Kejadian tanah bergerak ditandai dengan retakan atau badan jalan terbelah sepanjang 20 meter dengan kedalaman 1 meter pada jalur arah Jakarta.Berdasarkan informasi dari BPBD Kabupaten Purwakarta, gerakan tanah secara geografis berada pada koordinat 6° 32’ 55” LS dan 107° 53’ 27” BT.

Badan Jalan tol retak dan amblas, hingga tidak dapat dilalui kendaraan dan membuat arus lalu lintas tersendat.Secara umum lokasi bencana merupakan daerah landai hingga agak curam yang berada di bantaran Sungai Cipunagara dengan kemiringan lereng <20°. Lokasi berada pada ketinggian antara 20 – 25 meter di atas permukaan laut.

Baca Juga: Diduga Gara-gara Utang Rokok dan Bensin, Warga Serang Gantung Diri

Menurut Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), daerah ini mempunyai potensi rendah untuk terjadi gerakan tanah. Apalagi, ruas Jalan Tol Cipali KM 122 berada pada wilayah dengan potensi gerakan tanah rendah.

Baca Juga: Bupati Pandeglang Sampaikan Kabar Gembira, Ujung Kulon Segera Ditetapkan Menjadi Geopark Nasional

Pada zona ini jarang terjadi gerakan tanah, kecuali pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai dan gawir atau jika lereng mengalami gangguan. Gerakan tanah lama telah mantap kembali,” kata Badan Geologi, PVMBG, dikutip Kabar Banten dari vsi.esdm.go.id.

Baca Juga: Berpeluang Digelar Serentak, Pelantikan Kepda Bisa Mundur Hingga April, Cilegon dan Serang Diisi Penjabat

Penyebab gerakan tanah diperkirak kemiringan lereng yang tidak terlampau curam, sehingga gerakan tanah relatif lambat. Selain itu, kemungkinan material timbunan yang kurang padu atau mudah tererosi.

Halaman:

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: vsi.esdm.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah