Hingga Akhir Tahun 2023, HIV AIDS di Kabupaten Serang Capai 125 Kasus

8 Desember 2023, 10:35 WIB
Ilustrasi penyakit HIV AIDS di Kabupaten Serang yang mencapai ratusan. /Anna Shvets/Pexels


KABAR BANTEN - Dinas Kesehatan atau Dinkes Kabupaten Serang menyebutkan sejak Januari hingga November 2023 kasus HIV AIDS di wilayahnya mencapai 125 kasus.

Jumlah kasus di Kabupaten Serang tersebut terdiri dari 107 kasus HIV dan 18 AIDS.

Selain kasus HIV AIDS di Kabupaten Serang juga ditemukan 320 kasus Infeksi menular seksual atau IMS.

Baca Juga: Anggota DPRD Provinsi Banten A Jazuli Abdillah Minta Pemprov Banten Kolaborasi Hadapi Nataru 2024

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang Istianah Hariyanti mengatakan, sejak Januari hingga November 2023 total ada 107 kasus HIV, 18 AIDS dan ada 4 meninggal dunia.

Selain itu ada 320 kasus IMS (infeksi menular seksual), terdiri dari 9 sifilis, 57 kasus duh tubuh vagina, 24 kasus duh tubuh uretra, 6 kasus ulkus genital, 10 kasus kandidiasia vaginal atau jamur dan 2 kasus GO.

Ia mengatakan, data IMS tersebut baru dihimpun dari puskesmas yang ada di Kabupaten Serang. Sedangkan khusus untuk HIV AIDS semua RS di Kabupaten Serang dan RSDP sudah melaporkan kasusnya.

"Data ini diminta setiap bulan dari puskesmas".

Ia menuturkan, ada empat kelompok populasi yang berisiko tinggi terjadi penularan IMS yaitu yakni Lelaki Seks Lelaki (LSL), Pekerja Seks Komersial (PSK), Wanita Pria (Waria) serta Pemakai Narkoba Suntik (Penasun).

Namun Penasun sudah tidak ditemukan lagi saat ini.

Karena sudah tidak lagi ditemukan, maka hanya tiga golongan yang rutin dilakukan pemeriksaan test HIV.

"Sehingga tiga golongan ini yang kita lakukan cek HIV setiap tiga bulan sekali," katanya.

Selain itu, ia mengaku bekerjasama dengan komunitas untuk dapat masuk dalam populasi tersebut melalui tim penjangkau.

Melalui tim penjangkau inilah, pihaknya bisa masuk dan melakukan tes HIV maupun IMS terhadap tiga golongan tersebut.

"Dari 125 kasus HIV AIDS yang ditemukan, sebagian besar berasal dari kelompok populasi berisiko yaitu LSL 79 orang, waria 2 orang, Wanita Pekerja Seks Komersial 1 orang dan pelanggan WPS 3 orang," ucapnya.

Ia menegaskan, saat melakukan mobile VCT, terkadang ada ratusan orang yang mengikuti pengecekan atau tes namun tidak semua yang ikut adalah warga Kabupaten Serang.

"Dari laporan, terbanyak di Cikande, tapi dari KTP nya sebagian orang luar. Sekali mobile VCT itu kadang bisa sampai ratusan yang mengikuti tes," katanya.

Istianah mengatakan, dengan aktifnya penemuan kasus HIV AIDS dan IMS diharapkan pasien terdiagnosis dan dapat mengakses pengobatan di RS maupun puskesmas.

Sehingga kadar virusnya sangat rendah yang dapat meminimalkan risiko penularan.

Baca Juga: APBD Provinsi Banten Tahun Anggaran 2024, Pemprov Banten Siapkan Rp 100 Juta Per Desa

"Ini sangat berdampak terhadap pemutusan mata rantai penularan," ucapnya.

Ia mengatakan, kasus HIV AIDS pada tahun 2022 sendiri lebih tinggi dibandingkan saat ini.

Pada 2022 ada 105 kasus, AIDS 36 kasus dan meninggal 4 orang atau total 145 kasus.

Kepala Dinkes Kabupaten Serang dr Rahmat Fitriyadi mengatakan, 1 Desember merupakan hari AIDS sedunia yang diperingati.

Untuk di Kabupaten Serang pihaknya sudah memiliki program diantaranya ada program penyakit menular, termasuk disana ada HIV AIDS.

"Programnya baik berupapenyuluhannya , maupun penanganan konseling dan di kabupaten kita punya rujukan RSDP untuk menindaklanjuti pemberian obat, cek laboratorium lainnya. Tentunya kita harap saat hari AIDS sedunia Desember ini kasus HIV AIDS bisa berkurang," ujarnya.

Ia berharap pada masyarakat tidak melakukan diskriminasi.

Akan tetapi ia bersyukur di Kabupaten Serang masyarakatnya welcome terhadap apapun yang menimpa masalah individu tertentu.

"Siapa sih yang mau sakit, mudah mudahan dengan adanya seperti penyuluhan puskesmas dan penanganan secara berjenjang dari puskesmas hingga ke RS ini akan berikan akses yang mudah buat pasien HIV AIDS," ucapnya.

Rahmat mengatakan, HIV AIDS bisa menular melalui hubungan seksual, kontaminasi darah, cairan tubuh.

Namun biasanya terjadi karena hubungan seksual dan pemakaian jarum suntik pada pengguna NAPZA.

"Biasanya ada penularan seperti itu, diharapkan sih nanti tentunya dengan adanya kerjasama program promosi dan juga penanganan lanjutan di RS sambil memberi penyuluhan pada pasien dan keluarganya, juga masyarakat sekitar diharapkan kehidupan penderita bisa menjadi lebih positif," katanya.

Untun tahun ini kata dia kaaa HIV AIDS di Kabupaten Serang masih stabil.

Sebab masyarakat Kabupaten Serang dinaungi norma agama dan kontrol sosial tinggi di masyarakat. ***

Editor: Yomanti

Tags

Terkini

Terpopuler