Baca Juga: Suku Baduy Punya Golok Sulangkar, Dikenal Sangat Ampuh, Asalkan tak Langgar Pantangan Ini
Bukti fisik tersebut adalah berupa sebuah goong (gong) berwarna emas lengkap, dengan pemukul dan beberapa alat ritual lainnya. Peralatan ini setiap bulan purnama, tepatnya tiap malam 14 bulan hijriyyah akan ditabuh (dipukul) dalam suatu upacara adat ritual.
Konon katanya, suara atau gemanya terdengar sampai ke Hanoyan atau suatu daerah yang terletak di Kabupaten Pandegelang. Hanoyan inilah yang merupakan cikal bakal peralihan/tempat perpindahan orang Bayah di masa yang akan datang.
Baca Juga: Surat Palsu Pengangkatan CPNS Beredar! Catut Nama Pejabat Kemenpan RB, Korban Diminta Melapor Kesini
Sama halnya dengan beberapa wilayah di Banten, Bayah merupakan wilayah kasepuhan yang memiliki semacam struktur organisasi pemerintahan. Kasepuhan Bayah memliki beberapa Sub Kasepuhan, diantaranya Kasepuhan Cicarucub, Kasepuhan Ciherang dan Kasepuhan Citorek.
Baca Juga: Pilkada Serentak Hampir Pasti 2024, Andika Hazrumy Diuntungkan Usia, Lalu Bagaimana Nasib WH?
Namun, wilayah kasepuhan Bayah tidak seperti kasepuhan-kasepuhan lain yang diperkenalkan kepada khalayak ramai. Menurut beberapa tokoh masyarakat Kasepuhan Bayah, ternyata memang sengaja tidak di ekspos dengan alasan amanah dari para sesepuhnya yang memang demikian.
Wilayah Kasepuhan Bayah sangat tinggi nilainya dan tidak akan dikomersialisasikan seperti kasepuhan-kasepuhan lainnya di Banten. “Nanti suatu saat kita akan tahu kenapa hal ini dilarang!,”demikian dituliskan dalam sejarah desa yang diunggah di bayahbarat-lebakkab.desa.id.