Mengenal Asal Usul Nama Lebak, Pemberian Raja Purnawarman, Prasastinya Ada di Kabupaten Pandeglang

- 23 Februari 2021, 14:43 WIB
Kepala Museum Multatuli, Ubaidillah Muchtar menunjukkan replika prasasti Lebak di museum Multatuli, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.
Kepala Museum Multatuli, Ubaidillah Muchtar menunjukkan replika prasasti Lebak di museum Multatuli, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak. /Kabar Banten/Purnama Irawan

KABAR BANTEN - Nama Kabupaten Lebak ternyata bukan warisan dari zaman penjajahan Belanda tetapi nama itu sudah ada semenjak zaman Kerajaan Tarumanegara. Hal itu diketahui dari ditemukannya prasasti pada zaman Kerajaan Tarumanegara.

Terdapat 7 prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang pada saat itu dipimpin oleh raja paling terkenal yaitu Raja Purnawarman. Prasasti tersebut adalaha Prasasti Ciaruteun, Tugu, Kebon Kopi, Muara Cianten, Pasir Awi, Jambu, dan prasasti Lebak.

"Nah prasasti Lebak inilah yang menjadi asal usul nama Kabupaten Lebak dan lokasi prasasti Lebak berada di Kabupaten Pandeglang," ujar Kepala Museum Multatuli, Ubaidillah Muchtar kepada KabarBanten.com, Senin, 22 Februari 2021.

Baca Juga: Dari Lebak Sampai Tangerang, Inilah 10 Makanan Khas Banten dengan Cita Rasa Unik dan Menggugah Selera

Ia menjelaskan, prasasti Lebak peninggalan Raja Purnawarman berada di tepi aliran Sungai Cidanghiang, di Kampung Lebak, Desa Lebak, Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang.

Prasasti Lebak ditemukan pertama kali oleh Tubagus Ruszan pada tahun 1947. Tepatnya dua tahun setelah Indonesia Merdeka. Kemudian dilakukan penelitian pada tahun 1954.

Prasasti Lebak merupakan tanda batas Kerajaan Tarumanegara atau sebagai penanda batas wilayah. "Zaman dulu, prasasti itu sama dengan piagam," ujar Ubaidillah.

Baca Juga: Lahan Adat Kasepuhan Cimuncang, PD Aman Banten Kidul Lakukan Pemetaan Partisipatif di Area TNGHS

Prasasti Lebak ditulis dalam aksara Palawa bahasa Sansekerta. Dengan tulisan menggunakan teknik pahatan kedalaman goresan setengah centimeter atau 0,5 centimeter. Pada batu andesit berukuran 3,2 meter kali 2,25 meter. 

"Isi atau arti tulisan prasasti Lebak yaitu 'Inilah Tanda Keperwiraan Keagungan dan Keberanian Sesungguhnya dari Raja Dunia yang Mulia Purnawarman yang Menjadi Panji - Panji Sekalian Raja-Raja'," ujar Ubaidillah menirukan arti dari aksara Palawa bahasa Sansekerta yang tertulis di prasasti Lebak.

Prasasti Lebak kondisinya pada tahun 2017 sudah agak memudar karena kena gerusan air sungai. Kemudian beberapa tahun lalu dilakukan pemagaran di tepi sungainya agar dapat membantu melindungi prasasti dari terjangan arus sungai.

"Pada tahun 2017 saya beserta tim melakukan kunjungan ke lokasi prasasti Lebak. Tujuannya untuk membuat replika prasasti Lebak karena itu bagian dari sejarah Kabupaten Lebak," katanya.

Baca Juga: Mengenal Kaulinan Budak Banten, Permainan Tradisional Gamsit, Cara Tentukan Pemenang dengan Adu Jari

Replika prasasti Lebak dibuat dari bahan resin pada tahun 2017. Dengan ukuran dibuat lebih kecil dari ukuran aslinya.

"Namun untuk tulisannya sama. Karena bagian dari sejarah Kabupaten Lebak maka replika prasasti Lebak disimpan di ruang 6 Museum Multatuli, Kabupaten Lebak," katanya.

Ubaidillah mengungkapkan, nama Kabupaten Lebak bukan nama baru ada setelah masa penjajahan.

Adapun tahun pembentukan atau hari jadi Kabupaten Lebak diambil ketika  tangal 2 Desember 1828, saat itu Banten dibagi tiga Keresidenan. Yaitu wilayah Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang dan Kabupaten Caringin.

Baca Juga: Mengenal Asal Usul Nama Cilegon, Diambil dari Kata Air dan Kubangan, Daerah Rawa Berkembang jadi Kota Baja

Pada saat itu belum terbentuk Kabupaten Pandeglang. Adanya Kabupaten Caringin. Hal itu bersasarkan surat keputusan Hindia Belanda.

"Tanggal 2 Desember 1828 itu, tidak dipakai hari jadi Kabupaten Serang maupun Kabupaten Pandeglang. Sehingga tanggal tersebut dipakai oleh Kabupaten Lebak menjadi tanggal hari jadi Kabupaten Lebak, hingga sekarang ini," ujar Ubaidillah.

Lebih lanjut Ubaidillah mengatakan, Kerajaan Tarumanegara yang didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman ketika memimpin pelarian keluarga kerajaan dan berhasil meloloskan diri dari musuh yang terus menerus menyerang kerajaan Salakanagara. 

Pada saat berada di pengasingan tahun 358 Masehi, Raja Jayasingawarman mendirikan kerajaan baru di tepi Sungai Citarum, Kabupaten Lebak, Banten dan diberi nama Tarumanegara. 

Baca Juga: Mengenal Asal Usul Nama Pandeglang, Negeri Seribu Ulama Sejuta Santri, Jejak Penuh Misteri Legenda Pandai Besi

Nama Tarumanegara diambil dari nama tanaman yang bernama tarum, yaitu tanaman yang dipakai untuk ramuan pewarna benang tenunan dan pengawet kain yang banyak sekali terdapat di tempat ini. 

Tanaman Tarum tumbuh di sekitar sungai Citarum. Selain untuk pengawet kain, tanaman ini merupakan komoditas ekspor dan merupakan devisa pemasukan terbesar bagi Kerajaan Tarumanegara.

Masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara adalah pada saat kekuasaan Raja Purnawarman. Kerajaan Tarumanegara berhasil menguasai setidaknya 48 kerajaan kecil di bawahnya.

Baca Juga: Mengenal Asal Usul Nama Banten, Pusat Kerajaan Islam dan Negeri Para Jawara

Kekuasaaan Kerajaan Tarumanegara membentang dari Salakanagara atau Rajapura, yang saat ini diperkirakan adalah Telu Lada, Kabupaten Pandeglang hingga Purbalingga, Jawa Tengah. 

Selain itu, dalam prasasti Tugu menyatakan bahwa Raja Purnawarman telah memerintah untuk menggali sebuah kali. Penggalian sebuah kali ini sangat besar artinya, karena pembuatan kali ini merupakan pembuatan saluran irigasi untuk memperlancar pengairan sawah-sawah pertanian yang dimiliki oleh rakyat. Kali atau sungai tersebut disebut sebagai Sungai Gomati.***

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x