Melalui Sekolah Lapangan, Lapas Rangkasbitung Cetak Narapidana Jadi Entrepreneur

- 3 Maret 2021, 13:16 WIB
Kepala Lapas Rangkasbitung Budi Ruswanto bersama Kapolsek Rangkasbitung Ibrahim Malik meninjau Sarana Asimilasi dan Edukasi atau sekolah lapangan bagi narapidana Lapas Rangkasbitung di Sumurbuang, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Rabu, 3 Maret 2021.
Kepala Lapas Rangkasbitung Budi Ruswanto bersama Kapolsek Rangkasbitung Ibrahim Malik meninjau Sarana Asimilasi dan Edukasi atau sekolah lapangan bagi narapidana Lapas Rangkasbitung di Sumurbuang, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Rabu, 3 Maret 2021. /Kabar Banten/Purnama Irawan

KABAR BANTEN - Lembaga Pemasyarakatan kelas III Rangkasbitung atau Lapas Rangkasbitung membuka Sekolah Lapangan bagi warga binaan pemasyarakatan atau narapidana (Napi) yang mau bebas. 

Sekolah Lapangan tersebut digelar Lapas Rangkasbitung di Pondok Asimilasi atau sarana asimilasi dan edukasi di Sumurbuang, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak.

Sekolah Lapangan merupakan proses pembelajaran non formal bagi narapidana untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam mengenali potensi, menyusun rencana usaha identifikasi dan mengatasi permasalahan, mengambil keputusan dan menerapkan teknologi yang sesuai dengan sumberdaya yang ada secara sinergis dan berwawasan lingkungan sehingga setelah bebas nanti sudah memiliki keterampilan untuk membuka usaha sendiri maupun melamar pekerjaan.

Baca Juga: Dede Jaelani Pensiun, Bupati Lebak Periode 2008-2013 Harap Sosok Ini Jadi Penjabat Sekda Kabupaten Lebak

Sekolah Lapangan yang dikembangkan Lapas Rangkasbitung yaitu peternakan ayam petelur, budidaya cabe dan pembuatan pavingblock. 

"Seluruh kegiatan kerja sudah teradministrasi dengan baik dan sudah melewati pelatihan kerja bersama pihak ketiga," ujar Kepla Lapas Rangkasbitung, Budi Ruswanto kepada KabarBanten.com, Rabu, 3 Maret 2021.

Baca Juga: TikTok Cash dan Snack Video Dihentikan Satgas Waspada Investasi, Begini Reaksi Netizen

Ia mengatakan, luas lahan sarana asimilasi dan edukasi yang digunakan untuk pelatihan seluas 2,4 hektar.

"Kemudian dikembangkan menjadi sarana kegiatan kerja yang lebih luas membina warga binaan. Agar bekerja aktif, produktif dan siap terjun kedalam lingkungan masyarakat ketika pulang nanti," ujar Budi Ruswanto.

Halaman:

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x