Karena sudah tidak lagi ditemukan, maka hanya tiga golongan yang rutin dilakukan pemeriksaan test HIV.
"Sehingga tiga golongan ini yang kita lakukan cek HIV setiap tiga bulan sekali," katanya.
Selain itu, ia mengaku bekerjasama dengan komunitas untuk dapat masuk dalam populasi tersebut melalui tim penjangkau.
Melalui tim penjangkau inilah, pihaknya bisa masuk dan melakukan tes HIV maupun IMS terhadap tiga golongan tersebut.
"Dari 125 kasus HIV AIDS yang ditemukan, sebagian besar berasal dari kelompok populasi berisiko yaitu LSL 79 orang, waria 2 orang, Wanita Pekerja Seks Komersial 1 orang dan pelanggan WPS 3 orang," ucapnya.
Ia menegaskan, saat melakukan mobile VCT, terkadang ada ratusan orang yang mengikuti pengecekan atau tes namun tidak semua yang ikut adalah warga Kabupaten Serang.
"Dari laporan, terbanyak di Cikande, tapi dari KTP nya sebagian orang luar. Sekali mobile VCT itu kadang bisa sampai ratusan yang mengikuti tes," katanya.
Istianah mengatakan, dengan aktifnya penemuan kasus HIV AIDS dan IMS diharapkan pasien terdiagnosis dan dapat mengakses pengobatan di RS maupun puskesmas.
Sehingga kadar virusnya sangat rendah yang dapat meminimalkan risiko penularan.
Baca Juga: APBD Provinsi Banten Tahun Anggaran 2024, Pemprov Banten Siapkan Rp 100 Juta Per Desa