Baca Juga : PSBB Diperpanjang, HIPPI Banten Minta Pemerintah Selamatkan UKM
Menurut Syaeful, pemerintah perlu menggandeng perbankan yang berpengalaman dalam pembinaan UMKM. Sayangnya, ia menilai saat ini pemerintah menggandeng perbankan yang salah.
"Satgas penanganan Covid-19 kan ada yang fokus pada peningkatan ekonomi masyarakat. Pada program itu, saya melihat pemerintah menggandeng perbankan yang kurang tepat. Padahal ada bank yang kapasitas KUR-nya cukup banyak. Tapi yang digandeng malah bank yang kurang fokus pada KUR," tuturnya.
Ia pun berharap agar pemerintah memberikan bantuan stimulus modal usaha untuk para UMKM. Selain itu juga ikut memberdayakan juga mempromosikan produk-produk UMKM.
Arahkan UMKM untuk memproduksi barang yang paling dibutuhkan masyarakat saat ini. Misalnya masker dan hand sanitizer. Jika salah satu program pemerintah adalah membagikan masker dan hand sanitizer kepada masyarakat, gunakan produk para UMKM. Dengan begitu, para pelaku usaha akan terselamatkan," ucapnya.
Daya beli masyarakat menurun
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) Banten memprediksi keadaan ekonomi Provinsi Banten pada triwulan III masih tumbuh negatif. Prediksi mengacu pada kondisi Banten yang masih menerapkan PSBB, sehingga berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat.
Baca Juga : 2020, Ekonomi Banten Penuh Tantangan
Kepala BPS Banten Adhi Wiriana mengatakan, faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi yaitu konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, investasi atau pembentukan modal selain ekspor-impor.
"Resesi bisa terjadi jika selama 2 triwulan ini pertumbuhan ekonomi terkontraksi (tumbuh negatif), seperti kita tahu untuk triwulan II kita di Banten sudah tumbuh -7,40 persen sedangkan Nasional -5,42 persen," katanya.