Daya Beli Masyarakat Turun Akibat Pandemi, Angka Stunting di Kota Serang Melonjak

- 14 Oktober 2020, 07:53 WIB
Ilustrasi Stunting pada anak.
Ilustrasi Stunting pada anak. /DOK. PIKIRAN RAKYAT/Pikiran Rakyat

KABAR BANTEN - Kasus stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak di Kota Serang meningkat setiap tahunnya. 

Pada 2020, kondisi tersebut diperparah akibat pandemi Covid-19 yang menyebabkan daya beli masyarakat menurun sehingga berdampak pada asupan gizi yang kurang.

Berdasarkan data Dinkes Kota Serang, angka kasus stunting setiap tahunnya meningkat, mulai dari 2018 sekitar 5,4 persen atau sebanyak 2.543 anak. Kemudian, pada 2019 naik menjadi 5,8 persen atau sebanyak 2.566.

Baca Juga: Pengasuhan Anak Usia Dini dalam Pencegahan Stunting, BKKBN Banten Gelar Pelatihan Bagi PKB

"Tahun 2020 ini meningkat kembali menjadi 6,1 persen atau sekitar 2.800 anak. Kasusnya terus meningkat setiap tahun, itu angka terbaru,” kata Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang Lenny Suryani.

Hal tersebut disampaikan Lenny usai Rapat Koordinasi Terpadu terkait stunting tingkat Kota Serang tahun 2020 di salah satu hotel di Kota Serang, Selasa 13 Oktober 2020. 

Ada banyak faktor yang menyebabkan tingginya angka stunting. Salah satunya daya beli masyarakat yang menurun.

Baca Juga: 7.186 Anak di Kabupaten Serang Derita Stunting

“Pandemi Covid-19 ini sangat berpengaruh, daya jual belinya berkurang, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kurangnya asupan gizi untuk anak,” ujarnya. 

Faktor lainnya, seperti lingkungan yang tidak sehat, sarana air bersih yang tidak memadai, hingga sanitasi lingkungan yang buruk. 

Halaman:

Editor: Rifki Suharyadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x