Terjebak di Kota Wuxi Cina, Sejumlah Mahasiswa Banten Belum Dievakuasi

- 3 Februari 2020, 06:00 WIB
Mahasiswa asal Banten di Wuxi China
Mahasiswa asal Banten di Wuxi China

SERANG, (KB).- Sejumlah mahasiswa asal Banten dilaporkan masih terjebak di Cina, negara dengan penyebaran virus corona yang semakin mengkhawatirkan. Berdasarkan informasi yang dihimpun, mereka yang masih terjebak di antaranya berasal dari Kota Serang, Kabupaten Serang, dan Tangerang.

Seorang mahasiswa asal Kota Serang bernama Rifani, dikabarkan masih terjebak di Kota Wuxi, Cina. Kota tersebut merupakan salah satu wilayah penyebaran virus corona yang kian mengkhawatirkan di Negara Tirai Bambu tersebut.

Kedua orangtua Rifani, Herman Rifani dan Nila Aswita meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Serang agar segera mengambil tindakan untuk mengevakuasi anaknya serta mahasiswa lainnya. Sebab, virus corona semakin merebak di sebagian kota di Cina, termasuk di tempat anaknya tinggal.

Sebagai orangtua, mereka merasa cemas dan khawatir terhadap kondisi anaknya dan mahasiswa lainnya di sana. Mereka berharap pemerintah dapat segera mengevakuasi dalam pekan ini. Selain virus corona yang sudah semakin luas penyebarannya, persediaan makanan di sana pun hanya cukup untuk beberapa hari ke depan.

"Kami ingin secepatnya pemerintah mengambil tindakan, evakuasi anak kami dan mahasiswa lainnya. Kami berharap dalam minggu ini sudah bisa dievakuasi. Kasihan mereka, bahan makanan menipis, uang tidak ada, toko dan supermarket tutup. Hanya tinggal mie instan beberapa bungkus, karena tidak ada suplay makanan sama sekali. Terbayang di sana seperti kota mati yang mencekam," kata Nila Aswita, Ahad (2/2/2020).

Baca Juga : Terancam Virus Corona, Mahasiswa Banten di China Minta Dievakuasi

Berbagai upaya telah dilakukan Nila dan suaminya untuk memulangkan Rifani. Bahkan, pada 28 Januari, pihak kelaurga mencoba untuk memesan tiket pesawat untuk anaknya, namun nihil. "Sudah, kami ingin belikan tiket pesawat pun tidak ada," ucapnya.

Sudah hampir dua pekan lebih, kata dia, anaknya berada di asrama dan memilih menetap di dalam karena kehabisan masker untuk beraktivitas di luar. Namun, pihak kedutaan Indonesia belum ada yang menghubungi anaknya tersebut.

"Anak saya pun sudah coba untuk terhubung ke kedutaan, dan meminta pertolongan. Jawaban dari sana hanya bilang sabar, tapi sampai sekarang tidak ada kabar baik," katanya.

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah