Nilai Ekspor Banten Turun 4,02 Persen

5 Januari 2021, 07:08 WIB
Ilustrasi ekspor. /AbsolutVision / Pixabay

KABAR BANTEN - Badan Pusat Statistik atau BPS Banten merilis nilai ekspor Banten November 2020 sebesar 902,43 juta dolar AS. Nilai tersebut mengalami penurunan 4,02 persen dibanding Oktober 2020 940,26 juta dolar AS.

Kepala BPS Banten, Adhi Wiriana mengatakan, penurunan ekspor didorong oleh beberapa sebab. Pertama, ekspor nonmigas November 2020 yang mengalami penurunan 3,99 persen dari Oktober 2020. Ekspor non migas Oktober 2020 sebesar 939,76 juta dolar AS sedangkan November 2020 sebesar 902,23 juta dolar AS.

Kedua, ekspor komoditi migas turun 60,48 persen, dari 0,50 juta dolar As pada Oktober 2020 menjadi 0,20 juta dolar AS pada November 2020.

"Khusus ekspor migas, penurunan tersebut lebih disebabkan oleh penurunan nilai ekspor komoditi hasil minyak, mengingat pada komoditi gas dan minyak mentah tidak terdapat kegiatan ekspor bulan November 2020," katanya, Senin, 4 Januari 2021.

Baca Juga : Pemprov Banten Alokasikan Bansos Rp56,460 Miliar pada 2021

Dibanding kondisi bulan yang sama tahun 2019, nilai ekspor Banten November 2020 mengalami penurunan yakni 4,80 persen. Penurunan nilai ekspor tersebut didorong oleh ekspor nonmigas yang turun 4,80 persen, sedangkan nilai ekspor pada golongan barang migas terjadi peningkatan sebesar 32,18 persen.

"Lebih lanjut, nilai ekspor Banten Januari-November 2020 mencapai 9.659,45 juta dolar AS atau turun 4,45 persen dibanding tahun sebelumnya. Penurunan ekspor periode tersebut lebih disebabkan oleh ekspor nonmigas yang turun 4,39 persen, dan didukung oleh penurunan barang migas sebesar 69,92 persen," ujarnya.

Berdasarkan golongan, nilai ekspor nonmigas untuk sepuluh golongan barang (HS 2 digit) pada November 2020 mencapai 615,02 juta dolar As, sementara untuk golongan barang lainnya sebesar 287,22 juta dolar As.

Baca Juga : 2021, Pindah ke Kantor Baru, KI Banten Tempati Gedung Negara

Nilai ekspor nonmigas terbesar pada November 2020 berasal dari golongan barang alas kaki (HS 64) yang mencapai 193,97 juta dolar As. Disusul golongan plastik dan barang dari plastic (HS 39) serta tembaga (HS 74) dengan nilai ekspor masing-masing sebesar 92,25 juta dolar As dan 46,46 juta dolar AS.

"Tujuh dari sepuluh golongan barang ekspor nonmigas utama pada November 2020 mengalami penurunan nilai ekspor dibanding bulan sebelumnya, kecuali pada alas kaki (HS 64), tembaga (HS 74), dan mesin-mesin/pesawat mekanik (HS 84) yang justru mengalami peningkatan nilai ekspor masing-masing sebesar 17,41 juta dolar AS, 13,13 juta dolar AS, dan 6,62 juta dolar AS," tuturnya.

Penurunan nilai ekspor tertinggi terjadi pada golongan plastik dan barang dari plastik (HS 39) yang turun 24,12 juta dolar AS, dan terendah pada kertas/karton (HS 48) dengan penurunan sebesar 1,08 juta dolar AS.

"Ekspor nonmigas sepuluh golongan barang utama November 2020 memberikan kontribusi 67,79 persen terhadaptotal ekspornonmigas. Peran terbesarberasal darigolongan barangalaskaki (HS 64) sebesar 20,20 persen, disusul oleh plasti dan barang dari plasti (HS 39) dengan peran 10,94 persen. Peran delapan golongan barang lain masing-masing masih kurang dari 7 persen," ujarnya.

Baca Juga : Vaksinasi Covid-19 Tahap Satu di Banten Dipercepat, Mulai 14 Januari 2021

Dibanding tahun 2019, nilai ekspor nonmigas kumulatif November 2020 untuk sepuluh golongan barang utama turun 4,58 persen. Enam dari sepuluh golongan barang ekspor nonmigas pada periode tersebut mengalami penurunan nilai dibanding periode yang sama pada 2019.

Sebaliknya, kata Adhi, pada empat golongan barang yang lain terjadi peningkatan nilai. Penurunan nilai ekspor tertiggi terjadi pada bahan kimia organik (HS 29) yang turun 282,92 juta dolar AS, dan terendah pada tembaga (HS 74) dengan penurunan 19,97 juta dolar AS.

"Sementara itu, peningkatan ekspor tertinggi dan terendah terjadi pada plastik dan barang dari plastik (HS 39) dan karet dan barang dari karet (HS 40) yang meningkat masing-masing sebesar 209,33 juta dolar AS dan 6,51 juta dolar AS," ucapnya.

Jika dibandingkan secara bersamaan untuk sepuluh golongan barang ekspor nonmigas utama pada Oktober dan November 2020, lanjut Adhi, maka akan didapat seluruh golongan barang yang sama pada kedua bulan tersebut.

Baca Juga : Kredit Macet Capai Rp1,6 T, Bareskrim Polri Ikut Menagih, WH Ungkap Langkah Tangani Bank Banten

Berdasarkan tujuan negara, nilai ekspor nonmigas dua belas negara tujuan pada November 2020 mencapai 682,62 juta dolar AS, turun sebesar 28,65 juta dolar AS dibanding bulan sebelumnya.

Negara tujuan ekspor nonmigas terbesar November 2020 adalah Tiongkok dengan nilai ekspor 186,53 juta dolar AS, disusul oleh Amerika Serikat dan Jepang, masing-masing sebesar 166,50 juta dolar AS dan 57,99 juta dolar AS.

Sementara itu, untuk tujuan negara-negara ASEAN dan negara-negara Uni Eropa secara berturut-turut sebesar 201,12 juta dolar AS dan 81,96 juta dolar AS.

"Delapan dari dua belas negara tujuan ekspor nonmigas Banten mengalami penurunan nilai ekspor pada November 2020 dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sedangkan pada empat negara yang lain terjadi peningkatan," katanya.

Baca Juga : Lampu PJU Senilai Rp2 Miliar Disebar di Ruas Jalan Banten Utara

Penurunan nilai ekspor tertinggi terjadi pada Tiongkok yang naik 21,84 juta dolar AS, dan yang terendah pada Belgia dengan penurunan nilai ekspor 1,67 juta dolar AS. Sebaliknya, peningkatan nilai ekspor tertinggi dan terendah terjadi pada Amerika Serikat dan Jerman dengan peningkatan nilai ekspor masing-masing sebesar 12,03 juta dolar AS dan 3,54 juta dolar AS.

Adhi mengatakan, dibanding tahun sebelumnya ekspor nonmigas Januari-November 2020 untuk dua belas negara tujuan utama turun 64,29 juta dolar AS. Delapan dari dua belas negara tujuan ekspor nonmigas mengalami penurunan nilai ekspor.

Sebaliknya, pada empat negara yang lain terjadi peningkatan. Penurunan nilai ekspor tertiggi terjadi pada India yang turun 219,55 juta dolar AS dan terendah berasal dari Belanda dengan penurunan 26,80 juta dolar AS.

Baca Juga : Vaksin Covid-19 Tiba di Banten, Jubir: Distribusi Sampai Puskesmas

Sementara itu, peningkatan nilai ekspor tertinggi dan terendah terjadi pada Tiongkok yang naik 561,09 juta dolar AS (42,31 persen) dan Jerman dengan peningkatan 16,33 juta dolar AS.

"Pangsa ekspor nonmigas terbesar November 2020 berasal dari Tiongkok, yaitu mencapai 19,54 persen, kemudian disusul oleh Amerika Serikat dan Jepang yang secara berturut-turut memberikan peran 17,87 persen dan 7,00 persen," ujarnya.

"Secara gabungan, pangsa ekspor ketiga negara dengan peran terbesar tadi mencapai 44,41 persen. Lebih lanjut, gabungan pangsa ekspor yang tidak sedikit juga ditunjukkan oleh negara-negara di kawasan ASEAN dan Uni Eropa, masingmasing sebesar 21,96 persen dan 10,65 persen," sambung Adhi.***

Editor: Kasiridho

Tags

Terkini

Terpopuler