Ngeri, Dihantam La Nina, Pelabuhan Merak Banten Alami Ini Selama Dua Bulan Terakhir

- 31 Januari 2021, 10:18 WIB
KMP Nusa Jaya pasca menabrak Dermaga I Pelabuhan Merak Banten, Jumat 29 Januari 2021. Tampak gangwai dermaga rusak akibat insiden tersebut.
KMP Nusa Jaya pasca menabrak Dermaga I Pelabuhan Merak Banten, Jumat 29 Januari 2021. Tampak gangwai dermaga rusak akibat insiden tersebut. /Instagram/@Radmiadi/

KABAR BANTEN - Fenomena La Nina betul-betul perlu diwaspadai, khususnya bagi para pelaku dan penumpang penyeberangan Pelabuhan Merak Banten - Pelabuhan Bakauheni Lampung. 

Sebab, fenomena cuaca buruk tersebut menyebabkan kondisi Pelabuhan Merak menjadi sangat mengkhawatirkan. 

Tak ayal, peristiwa demi peristiwa terjadi di lintasan laut tersibuk di Asia Tenggara ini. Mulai dari kapal karam hingga kecelakaan-kecelakaan laut lain, terjadi pada Desember 2020 dan Januari 2021 di Pelabuhan Merak.

Baca Juga: Cuaca Buruk, Kapal Penumpang Tabrak Dermaga 4 Pelabuhan Merak Banten

Lalu, La Nina sendiri apa sebenarnya, mengapa fenomena cuaca ini telah berdampak buruk terhadap Pelabuhan Merak. 

Dikutip dari United States National Ocean Service, La Nina merupakan pola cuaca rumit dan kompleks yang terjadi tiap beberapa tahun sekali.

Ini sebagai akibat dari variasi suhu muka laut di wilayah Samudera Pasifik yang dekat atau berada di garis khatulistiwa.

Fenomena ini terjadi karena hembusan angin yang kuat meniup air hangat permukaan laut dari Amerika Selatan melewati Pasifik menuju wilayah timur Indonesia.

Baca Juga: Indonesia Hadapi Cuaca Ekstrem, Inilah Penyebab dan Ancamannya

Ketika air yang hangat ini bergerak ke arah barat, air dingin dari dasar laut naik ke permukaan laut di wilayah perairan Pasifik yang dekat dengan Amerika Selatan.

Lalu apa dampak El Nino bagi Indonesia, khususnya Banten dan Selat Sunda. BMKG melansir jika dampak utama dari fenomena La Nina terhadap wilayah Indonesia adalah peningkatan curah hujan di wilayah tengah dan timur Indonesia.

Ini sebagai akibat dari menghangatnya suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia. 

Selain itu, fenomena ini dapat menyebabkan musim hujan yang lebih panjang atau musim kemarau yang basah di wilayah Indonesia dan peningkatan curah hujan yang signifikan pada saat musim hujan berlangsung.

Sehingga bencana hidrometeorologi rawan terjadi di pelbagai wilayah Indonesia.

Baca Juga: Peringatan Dini BMKG: Hujan Lebat Berpotensi Landa Banten, Wilayah Ini Harus Waspada

Koordinator Data dan Informasi pada BMKG Kelas 1 Serang Tarjono mengatakan, pihaknya mendeteksi pada beberapa pekan ke depan intensitas cuaca buruk semakin naik karena fenomena La Nina.

Selain itu, faktor puncak musim hujan selak Januari dan Februari juga menambah potensi tersebut.

"Selama Januari dan Februari, memang diprediksi sebagai puncak musim penghujan. Ditambah dengan fenomena La Nina yang masih moderat," kata Tarjono kepada Kabar Banten belum lama ini.

Baca Juga: Jelang Penutupan Pendaftaran LTMPT Tahap I, Hal Ini Sering Diabaikan Peserta

Menurut Tarjono, secara normatif fenomena tersebut tidak begitu berdampak di lintasan Pelabuhan Merak Banten - Bakauheni Lampung. Dimana gelombang laut di jalur ini masih dalam kategori rendah. 

"Kecepatan angin sekitar 15 knot hingga 20 knot, serta gelombang laut 0,5 meter hingga 1,25 meter. Jalur penyeberangan Merak-Bakauheni masih terbilang landai," ujarnya.

Berbeda di wilayah Banten Selatan, Tarjono mengimbau kepada warga untuk waspada. Mengingat potensi gelombang laut di peraira tersebut bisa mencapai 4 meter.

Baca Juga: Terpergok Pemilik Rumah, Dua Maling di Kota Serang Gagal Gondol Motor

"Perairan Selat Sunda di wilayah selatan, mulai Labuan hingga Binuangeun, gelombang laut itu bisa mencapai 4 meter. Maka itu masyarakat kami imbau untuk waspada," tuturnya.

Sementara itu, Kasi Penyelamatan Berlayar pada KSOP Banten Ganefo mengatakan,  pihaknya terus berkoordinasi dengan BMKG. Ia mengimbau kepada para nakhoda untuk waspada terhadap perubahan cuaca ekstrem. 

"Waspada terhadap cuaca buruk yang datang secara tiba-tiba," ucapnya.

Baca Juga: Duet WH - Andika Bisa Bubar, Jeda 2 Tahun dan Diisi Pejabat, Jika Pemilu Serentak Nasional Digelar 2024

Meskipun La Nina disebut tidak terlalu berdampak terhadap lintasan Merak Banten - Bakauheni Lampung, namun insiden demi insiden di Pelabuhan Merak Banten telah terjadi selama dua bulan terakhir. Berikut rangkumannya;

- KMP ALP Elisa kandas di gugus terumbu karang perairan Pulau Merak Besar pada Ahad 13 Desember 2020 malam.

Saat itu, angin kencang disertai gelombang laut tinggi menyebabkan kapal sulit bermanuver saat hendak merapat ke Dermaga IV Pelabuhan Merak Banten.

Nahkoda kapal mengalami kesulitan untuk menentukan alur, lantaran buoy (rambu laut) merah dan hijau di sekitar Pulau Merak Besar tidak berfungsi. Pada akhirnya, kapal tersebut menabrak perairan dangkal disekitar gugusan terumbu karang. 

Baca Juga: Ridwan Kamil Berduka, Aktor yang Dikenal Sebagai Pipit Firmansyahpitra Meninggal

- KMP Safira Nusantara kandas di perairan Pulau Merak Besar yang dangkal dengan dasar laut berlumpur pada Ahad 20 Desember 2020 sekitar pukul 23.50 WIB.

Saat itu, kapal milik PT Jembatan Nusantara (JN) tersebut tengah mengangkut 286 penumpang. 

Ini terjadi ketika kapal hendak merapat di Dermaga V Pelabuhan Merak Banten. Sayangnya ketika sampai di sekitar Pulau Merak Besar pada pukul 23.50 WIB, kapal tersebut dihantam cuaca buruk akibat La Nina.

Arus laut disertai angin kencang membuat kapal terdorong ke arah perairan dangkal. Buoy merah yang tidak berfungsi pun, menambah rentetan penyebab dari kecelakaan tersebut.

Baca Juga: Para Calon Wirausaha Wajib Simak Ini!, Sudah Dibina Lalu Diberi Modal Pula, Begini Cara Pendaftarannya

Pada akhirnya, kapal terbebas dari perairan dangkal dengan dasar laut berlumpur itu, Senin 21 Desember 2020 sekitar pukul 09.00 WIB. Tugboat Tirtayasa 1 dan Tugboat Tirtayasa 4, berhasil menarik kapal penumpang itu.

- KMP Kumala II milik PT Dharma Lautan Utama (DLU) menabrak Tembok Pemecah Ombak Pulau Merak Besar pada Kamis 14 Januari 2021 malam. 

Peristiwa tersebut bermula ketika Kapal Penumpang tersebut hendak merapat di Dermaga 4 Pelabuhan Merak Banten. Namun, akibat cuaca buruk sebagai dampak fenomena La Nina, kapal tersebut kesulitan untuk melakukan olah gerak.

Baca Juga: Cucu Bang Jago Beraksi, Pegang Gitar Berseragam Demokrat, Iti Octavia Jayabaya Bangga Produk Lokal

Akibatnya, KMP Kumala II menabrak tembok pemecah ombak. Bagian haluan kapal penyok akibat insiden itu, begitu pula 15 kendaraan yang terdiri dari 9 truk, 5 kendaraan pribadi, serta 1 mobil travel mengalami kerusakan akibat benturan.

- KMP Rishel menabrak Dermaga IV Pelabuhan Merak Banten pada Jumat 29 Januari 2021 dini hari. Insiden ini pun disebabkan arus laut tinggi dan angin kencang akibat cuaca buruk.

Kejadian itu bermula ketika Kapal Penumpang milik PT Surya Timur Line yang melayani pelayaran dari Pelabuhan Bakauheni Lampung menuju Pelabuhan Merak Banten, hendak merapat di Dermaga 4 Pelabuhan Merak Banten.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Tangerang: 225 Tenaga Kesehatan Ditunda Divaksin, Ini Penyebabnya

Namun, karena cuaca buruk di Selat Sunda menyebabkan arus laut dan angin berhembus sangat kencang. Akibatnya, Kapal Penumpang tersebut menabrak Fender dan Dolphin di Dermaga 4 Pelabuhan Merak Banten rusak berat.

- KMP Nusa Jaya tabrak Dermaga I Pelabuhan Merak Banten pada Jumat 29 Januari 2021, beberapa jam usai insiden KMP Rishel di Dermaga IV Pelabuhan Merak terjadi, yakni pukul 17.40 WIB. 

Ini terjadi ketika kapal hendak sandar dan olah gerak di Dermaga I. Tiba-tiba, KMP Nusa Jaya dihantam angin kencang disertai arus laut yang cukup kuat.

Baca Juga: Pemerintah Diminta Antisipasi Kenaikan Permintaan Listrik Pasca Pandemi

Akibat itu, kapal menghantam fender, gangway serta rumah BBM (flow meter). Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, lambung kapal tidak mengalami kerusakan atau kebocoran dan bisa bongkar muat. 

Namun fasilitas di Dermaga I baik fender, gangway dan rumah BBM mengalami kerusakan.***

 

Editor: Rifki Suharyadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah